Bermain Air di Kids Fun Park

Bila kamu berkunjung ke Yogyakarta dengan memboyong keluarga dan anak-anak, coba knjungi objek wisata Kids Fun Park. Terletak di Jl. Wonosari Km 10, Sitimulyo, Piyungan, Kids Fun Park menyediakan fasilitas aneka wahana permainan air, darat, hingga permainan yang menguji mental dan adrenaline seperti flying fox dan wall climbing.

Aqua Splash Waterboom adalah salah satu wahana bermain sentral dan favorit di Kids Fun. Di tempat ini anak-anak dan orang tua bisa bermain air sampai sepuasnya. Waterboom ini memiliki wahana papan luncur dengan bentuk melingkar berketinggian 7,5 meter dan panjang 52 meter. Di sini kamu tak perlu takut kehujanan atau kepanasan, sebab kolam renang Aqua Splash dilengkapi dengan payung raksasa.

Dengan modal satu tiket masuk, kamu sudah punya akses ke semua wahana yang ada di Kids Fun, terkecuali Go Kart. Wahana permainan di Kids Fun antara lain arena mandi bola, jet rider, perahu grand canyon, planet car, bom-bom car, china town, dune bag, bumper boat, komedi putar, jet coaster, dan banyak lagi. Dan kamu bisa berulang kali menggunakannya. Asal tetap tertib antre, ya.

Setiap hari Minggu ada pertunjukan Operet Bajak Laut yang dimulai pukul 11.00 WIB dan 14.00 WIB. Operet ini menggunakan kapal sebagai panggungnya. Selain aneka wahana permainan dan panggung pertunjukan, Kids Fun juga menyediakan beragam paket hiburan menarik seperti paket Behind The Scene, belajar cara membuat pizza dan orange juice, dlsb. Setiap peserta yang ikut paket ini akan mendapatkan sertifikat resmi dari Kids Fun.

Bila lelah melanda, jangan cemas. Di sini pun terdapat sejumlah cafe dengan konsep bangunan serta menu yang menarik. Cafe-cafe tersebut antara lain Carribean Cafe (nuansa bajak laut), Viva Italia Cafe, Dafesaurus, Camelot Cafe, dan K-Fun Cafe. Dan tentu hal ini akan membuat kamu dan keluarga tak ingin mengunjunginya sekali saja.

Harga tiket di Kids Fun Park bervariasi, diklasifikasikan sesuai umur. Mulai dari harga 55.000 sampai 225.000

Mengenal Pabrik Gula Madukismo, Mengingat Sejarah Pendudukan Belanda di Yogyakarta

Yogyakarta selain dikenal sebagai Kota Pelajar, Yogyakarta juga memiliki jejak sejarah yang sangat banyak. Salah satu jejak sejarah yang hingga kini masih berdiri dengan agung adalah Pabrik Gula Madukismo, yang berlokasi di Desa Padokan, Tirtonirmolo, Kasihan, Kabupaten Bantul

Pabrik tersebut didirikan pada tahun 1955 dengan nama Pabrik Gula Padokan. Pada masa pejajahan Belanda pabrik ini hancur dan selanjutnya dirintis kembali oleh Sri Sultan Hamengku Buwono IX dengan nama yang diganti menjadi Pabrik Gula Madukismo. Gagasan pendirian Pabrik Gula Madukismo bertujuan menolong rakyat karena banyak dari karyawan pabrik yang kehilangan pekerjaan semenjak pabrik tersebut dihancurkan oleh Belanda.

Di Pabrik Gula Madukismo kita dapat melihat proses dari produksi yang dilakukan Pabrik Gula Madukismo. Menuju pabrik, kita dapat menaiki gerbong yang ditarik lokomotif tua. Wisata ini biasanya dilaksanakan saat musim giling yaitu bulan Mei – September. Kita diajak menyaksikan dari dekat proses produksi gula secara langsung. Proses ini diawali dengan pemerahan nira untuk mendapatkan sari gula kemudian pemurnian nira dengan cara sulfitasi, penguapan nira, kristalisasi, puteran gula dan pengemasan gula.

Bulan Mei – September, selain menyaksikan proses pembuatan gula di musim giling, kita juga dapat menyaksikan ritual cembengan yang dilaksanakan warga sekitar dan karyawan pabrik. Ritual tersebut bertujuan memohon doa restu agar proses penggilingan berjalan dengan lancar. Selama ritual, kita dapat melihat kirab tebu temanten dan berbagai acara kesenian lainnya seperti pasar malam, jathilan, dan wayang kulit semalam suntuk.

Selain mencermati proses produksi gula, kita dihadapkan dengan pemandangan mesin-mesin tua yang menjadi alat produksi Pabrik Gula Madukismo. Dahulu, Besi-besi bekas dari mesin produksi di Pabrik Gula Madukismo ini pernah diangkut ke Thailand yang selanjutnya digunakan untuk membangun Jembatan Sungai Kwai. Jembatan tersebut merupakan penghubung antara Thailand dengan Burma yang dahulu merupakan lokasi pertempuran hebat pada masa Perang Dunia ke 2. Sekarang jembatan tersebut menjadi obyek wisata ziarah andalan negara Thailand untuk mengenang para pekerja romusa dan pertempuran dengan Sekutu.

Untuk dapat masuk dan melihat langsung proses pembuatan gula di Pabrik Gula Madukismo, kita hanya perlu merogoh saku mulai Rp.7000,- per orang, dengan minimal rombongan 40 orang. Pabrik Gula Madukismo dibuka tiap Senin-Kamis pukul 08.00 hingga 15.00 WIB. Sedangkan hari Jumat dan Sabtu dibuka dengan jam yang sama dan tutup 3 jam lebih awal yaitu pukul 12.00 WIB. Untuk hari minggu pabrik ditutup. []

Alun-alun Kidul dan Hiruk Pikuk Kegembiraan Pengunjung

Yogyakarta adalah kota yang di dalamnya dapat kita jumpai sebuah Kasultanan Islam yang dalam tata ruang wilayah kerajaannya terdapat alun-alun yang luas. Alun-alun tersebut terbagi menjadi dua bagian yang letaknya ada di depan Keraton (Alun-alun utara) dan di belakang Keraton (Alun-alun selatan).

Dua bagian alun-alun tersebut mempunyai fungsinya masing-masing. Alun-alun Utara merupakan tempat berkumpul bagi masyarakat yang mempunyai watak rebut, maka alun-alun Selatan berfungsi sebagai penyeimbang watak tesebut, yaitu yang berwatak tenang.

Alun-alun utara biasa disebut dengan nama Altar, sedangkan Alun-alun selatan akrab dengan sebutan Alkid (Alun-alun kidul), kidul berarti selatan. Secara administratif Alun-alun Kidul masuk dalam Kecamatan Keraton Daerah Istimewa Yogyakarta.

Alkid diyakini sebagai tempat istirahat (palereman) bagi para Dewa. Oleh karena itu alun-alun tersebut sekarang ini banyak digunakan orang sebagai tempat menentramkan hati banyak orang. Banyak sekali orang-orang yang berkunjung di malam hari karena di sana orang bersuka cita.

Untuk menuju Alkid, kita dapat menjangkaunya dari mana pun karena lokasinya yang berada di tengah kota. Rute strategis untuk menuju Alkid antara lain dari arah Malioboro dan titik nol kilometer. Dari lokasi tersebut dapat ditempuh dengan durasi 15 menit mengendarai becak tradisional atau andong/delman.

Dari Malioboro menuju arah selatan dan akan melewati jalan alun-alun utara menuju Pasar Ngasem, kemudian melewati gerbang wisata Istana Air Tamansari. Setelahnya akan menemui pertigaan pertama berbelok ke kiri dan sampailah di alun-alun selatan atau Alkid.

Apabila menuju Alkid menggunakan kendaraan umum dapat memilih bus kota jalur 5, kemudian turun di Plengkung Gading. Kemudian berjalan ke arah utara yang hanya menempuh waktu sekitar 5 menit dan tibalah di Alkid.

Seperti yang telah disebutkan bahwa Alun-alun selatan adalah tempat orang-orang menentramkan hati dan bersuka cita, di sana terdapat fasilitas hiburan yang sangat beragam. Yang paling populer adalah Masangin. Masangin merupakan berjalan dengan mata tertutup sampai melewati antara dua beringin yang terdapat di tengah alun-alun. Menurut mitos yang dipercaya turun temurun, bagi siapa saja yang berhasil melakukan masangin maka orang tersebut hatinya bersih dan permohonannya akan terkabul. Walaupun sudah banyak orang yang tidak percaya namun tetap saja siapapun akan penasaran untuk mencobanya sebagai obat penasaran.

Selain Masangin, ada juga penyewaan odong-odong yang rangkanya dihiasi lampu warna-warni dengan tarif yang beragam, mulai dari 40.000 dan menyesuaikan jumlah penumpang dan jumlah putaran. Rute kelilingnya hanya mengitari Alun-alun selatan saja.

Tidak kalah ramai adalah pengunjung yang berburu jajanan di Alun-alun selatan. Di sana banyak sekali pilihan jajanan, baik makanan maupun minuman.  Tiap sore menjelang malam ada otak-otak dan tempura yang menjadi sasaran pembeli. Menjelang malam adalah jagung bakar dan roti bakar, sedangkan minumannya berupa wedang ronde dan wedang bajigur. Kopi-kopi dan angkringan juga bisa ditemui. []

Beselancar bersama Ombak Pantai Krakal

Kamu belum bisa disebut ke Gunung Kidul kalau belum mengunjungi pantai yang satu ini, Pantai Krakal. Pantai Krakal berada di Desa Ngestirejo, Kecamatan Tanjungsari, Kabupaten Gunung Kidul. Untuk sampai ke pantai ini diperlukan waktu 1,5 – 2 jam perjalanan menggunakan kendaraan pribadi dari kota Yogyakarta.

Pantai Krakal merupakan salah satu destinasi pantai yang paling sering dikunjungi wisatawan lokal maupun internasioal. Apa sebabnya? Yang istimewa dari pantai ini adalah garis pantai yang memanjangnya. Kamu bisa bersantai sembari berjalan kaki pelan-pelan menyusuri bibir pantai sambil memandangi deburan ombak samudera yang ganas, gemerisik pasir dan desauan angina. Kamu juga bisa berburu ikan kecil yang berenang di antara celah bebatuan karang. Jika lelah melanda, kamu bisa bersantai di warung-warung sederhana yang buka di sepanjang pantai dengan menikmati makanan khas pantai atau sekedar minum kelapa muda sambil memandangi bentang Samudera Hindia.

Selain dikenal dengan bibir pantai yang memanjang dengan pasir putihnya yang lembut nan halus di telapak kaki, Pantai Krakal juga dikenal sebagai tempat yang paling baik untuk berselancar. Bahkan oleh sebagian pihak, pantai ini dianggap sebagai tempat berselancar terbaik di Yogyakarta. Hal ini dikarenakan Pantai Krakal memiliki ombak yang cocok dan pas untuk melakukan kegiatan surfing atau berselancar. Tak heran banyak para peselancar profesional hingga amatir yang penasaran ingin mencoba beselancar di pantai ini.

Kamu yang menyukai kegiatan berselancar bisa datang ke pantai ini untuk merasakan sensasi ombak di pantai ini dan menantang diri menaklukkan ganasnya ombak. Saat akan berselancar, selancar harus berhati-hati karena dasar laut di kawasan pantai ini didominasi oleh bebatuan karang. Bagi yang ingin berselancar di pantai ini waktu terbaik adalah antara Maret dan September. Selamat beselancar dan rasakan sensasi ombak Pantai Krakal yang akan menguji seberapa besar adrenalinmu.

Menikmati Pemandangan Bawah Laut di Pantai Sadranan

Ingin mengunjungi pantai yang menyediakan fasilitas selain bermain pasir atau berenang? Pantai Sadranan bisa menjadi pilihan. Pantai dengan kontur tanah landau dan cantik ini memiliki hamparan pasir putih yang lapang, yang membuatnya dapat dipakai untuk bermain volli, sepak bola pantai, atau sekedar membangun istana dari pasir. Menarik, bukan?

Pantai Sadranan terletak di Dusun Pulegundes II, Sidoarjo, Tepus, Gunungkidul. Pantai ini masih satu deret dengan Pantai Krakal, Slili, dan Ngandong. Untuk masuk ke pantai ini dikenakan biaya 10.000 rupiah yang dibayarkan di pos retribusi utama.

Selain menikmati desau angin, gemerisik daun, bisikan pasir, laut di Pantai Sadranan pun mempunyai palung yang bisa dipakai untuk melakukan olahraga snorkeling hingga diving untuk menyaksikan keindahan laut dari dekat sekali.

Repot bila harus membawa peralatan menyelam dari rumah atau sama sekali tidak punya peralatan menyelam, tapi kadung ingin tahu bagaimana rasanya melihat ciptaan Tuhan bawah laut dari dekat dan menyentuhnya? Jangan cemas dan bingung. Cukup dengan merogoh kocek sebesar 50.000 rupiah kamu sudah bisa mendapatkan peralatan snorkeling mulai dari google, snorkel, sepatu katak, dan sepatu karet biasa. Bagi yang tidak bisa berenang, di tempat penyewaan ini juga tersedia jaket pelampung selama 2 jam. Namun, jika sedang sepi penyewa kamu bisa menggunakan peralatan menyelam tersebut tanpa batas waktu!

Arusnya pun relatif tenang dan masih pada batas aman menyelam. Jadi bila kamu seorang penyelam amatir tak perlu takut karena keselamatanmu sangat dijamin. Yang penting kamu berada di area yang aman dan tidak terlalu jauh dari pantai. Dan waktu yang paling cocok untuk melakukan kegiatan menyelam ini adalah saat pagi dan sore hari. Karena pada waktu tersebut matahari tidak terlalu terik bersinar sehingga pemandangan air bisa sangat jernih

Pesona Pantai Kukup Yang Menarik Untuk Kamu Kunjungi

Ketenaran Gunung Kidul sebagai surganya pantai memang sudah sangat santer. Kawasan ini dijuluki surganya pantai Selatan. Maka tak heran, sepanjang tahun daerah ini, terutama akhir pekan dan musim liburan, selalu saja pada didatangi para wisatawan dari berbagai daerah di Indonesia maupun luar negeri. Salah satu pantai terkenal di sini adalah Pantai Kukup.

Pantai Kukup terletak di Desa Kemadang, Kecamatan Tanjungsari, sekitar 1 km dari Pantai Baron. Garis Pantai Kukup memang tidak terlalu panjang sebab di kanan kirinya diapit bebatuan karang. Meski begitu, Pantai Kukup tetap saja tak boleh dilewatkan dilewatkan. Pantai ini cocok untuk dijadikan tempat melepas penat dan peluh selepas beban kerjaan yang mendera. Di Pantai Kukup kamu bisa bermain pasir atau mengunjungi situs gua-gua karang alami yang banyak terdapat di sisi pantainya.

Pantai Kukup mempunyai gelar yang disematkan oleh para pengunjung dan menjadi semacam sebutan khas, sebagai Tanah Lot-nya Yogyakarta. Apa pasal? Bila di Tanah Lot terdapat sebuah pulau karang dengan pura di bagian atasnya, maka di sisi timur Pantai Kukup juga terdapat pulau karang yang terhubung dengan jembatan. Bedanya, di Pantai Kukup tidak terdapat pura sebagaimana Tanah Lot, melainkan sebuah gardu pandang berukuran sedang yang biasa dijadikan tempat beristirahat pengunjung setelah lelah bermain pasir dan ombak di pantai.

Untuk mencapai pulau karang, wisatawan terlebih dahulu mesti menaiki anak tangga dan mendaki bukit, kemudian menyeberangi jembatan dengan hempasan ombak besar di bawahnya. Dari gardu pandang ini wisatawan dapat menyaksikan bentangan Samudra Hindia menghampar dengan ombaknya yang bergulung-gulung menabraki karang. Meski gulungan ombaknya besar, di sejumah bagian terdapat hamparan air laut yang tenang. Jika kamu datang ketika musim sedang cerah dan baik-bainya, kamu bisa menyaksikan matahari terbit atau terbenam di ufuk cakrawala.

Selain pulau karangnya yang istimewa, Pantai Kukup juga merupakan tempat di mana biota laut berada, dengan aneka ragam bentuk dan jenisnya. Di pantai ini pun, ada banyak penjual ikan hias dengan koleksi ikan-ikannya yang lucu nan unik, yang tentu tidak bisa kita temukan di tempat penjual biasa. Lebih dari itu, kamu juga bisa melihat biota laut lainnya seperti aneka kerang warna-warni, bintang laut dengan kontur dan bentuk yang unik, hingga belut laut.

Tempat Mendongeng Yang Asyik di Candi Sojiwan

Walaupun lokasi Candi Sojiwan ini berdekatan dengan nama-nama candi terkenal seperti Candi Prambanan atau Candi Plaosan, namun pamornya tidak sepopuler dari kedua candi tersebut. Faktor terbesarnya mungkin karena Candi Sojiwan ini baru dibuka secara resmi pada tahun 2011, sebelumnya bahkan candi ini hanya berupa reruntuhan dan bongkahan batu yang sekilas tampak tak menarik untuk dikunjungi. Namun kini Candi Sojiwon sudah disulap sedemikian rupa, sehingga membuatnya sangat layak untuk kamu jadikan daftar destinasi liburan.

Perbedaan mendasar Candi Sojiwan dengan Candi Prambanan sekaligus menjadi salah satu daya tariknya adalah, corak Candi Sojiwan yang memadukan kebudayaan Hindu dan Budha sedangkan Candi Prambanan lebih bercorakkan kebudayaan Hindu. Selain itu di kaki Candi Sojiwan ini terdapat relief-relief fabel yang berhubungan dengan cerita Jataka, terdapat banyak jenis relief yang menarik, salah satu di antaranya adalah relief kera yang sedang menyiasati buaya agar si kera bisa menyeberangi sungai. Atap dari Candi Sojiwan ini tersusun atas tiga bagian tingkatan, di setiap tingkatannya terdapat jajaran stupa kecil dan di puncaknya terdapat stupa besar.

Candi Sojiwan ini berlokasi di Desan Kebondalem Kidul, Kecamatan Prambanan, Kabupaten Klaten, Provinsi Jawa Tengah. Walaupun secara administratif masuk wilayah Jawa Tengah, lokasi candi ini cukup dekat dengan Yogyakarta bahkan masyarakat umum lebih mengenal Candi Soijiwan ini milik Yogyakarta. Dari Candi Prambanan, kamu bisa belok kanan saat menemukan lampu merah Gerbang Candi Prambanan. Mengunjungi Candi Sojiwan merupakan pilihan tepat bagi kamu yang sudah menjadi orangtua, karena tempat ini sangat cocok untuk kamu mendongeng bersama anak-anak, bahan-bahan ceritanya tentu saja bisa didasari dari relief-relief bergambar hewan di setiap dinding candi.

Melihat Keunikan Bebatuan Pintu Di Pantai Watulawang

Kabupaten Gunung Kidul memang terkenal akan keindahan alam pantainya yang mempesona, di samping itu di kabupaten ini juga terkenal akan jumlah pantainya yang terbilang sangat banyak dan beragam. Salah satu pantai di Gunung Kidul yang tak kalah menarik untuk kamu sambangi adalah Pantai Watulawang, di pantai yang satu ini kamu akan disuguhkan pemandangan bebatuan karang dengan pasir putihnya yang mengkilau. Jika kamu sudah sering mendengar Gunung Kidul, pastinya juga familiar dengan Pantai Indrayanti dan Pantai Pok Tunggal. Nah, Pantai Watulawang ini diapit oleh kedua pantai tersebut.

Asal mula dinamakan Pantai Watulawang yaitu karena terdapat gua batu yang oleh warga setempat dijadikan sebagai tempat upacara adat sadranan, dan juga terdapat batu membentuk pintu di mulut goanya. Upacara itu masyarakat sekitar lebih mengenalnya dengan sebutan nyadran. Goa batu yang ada di sana menurut sejarah merupakan jejak tilas dari Prabu Brawijaya VI. Berdasarkan letaknya, Pantai Watulawang terbagi atas 2 bagian. Bagian pertama berada di sebelah barat area pantai, sedangkan pada bagian kedua berada di sebelah timur.

Di tiap-tiap bagiannya memiliki fungsi dan kelebihannya masing-masing, yang letaknya di sebelah barat cenderung kawasannya lebih luas sehingga kamu bisa lebih leluasa di sini, sedangkan pada bagian timur sering dijadikan sebagai sarana kegiatan untuk olahraga air. Masih soal goa batu yang menjadi ciri khas dari pantai ini, kamu hanya bisa memasukinya saat upacara nyadran tiba. Upacara itu berlangsung pada waktu Bulan Sya’ban saja. Pantai Watulawang ini berlokasi di Kecamatan Tepus, Kabupaten Gunung Kidul, Provinsi Yogyakarta. Untuk kamu yang ingin mengunjungi pantai ini dan berangkat dari arah kota, jarak tempuhnya cukup lama, yakni memerlukan waktu kurang lebih 1 jam 45 menit.

Pemandangan Sunset Apik di Candi Ijo Yogyakarta

Yogyakarta memiliki banyak pilihan alternatif untuk kamu yang meminati wisata-wisata candi, dan terdapat kawasan khusus yang menyediakan wisata tersebut, yaitu di bagian timur Yogyakarta. Di sana kamu akan menemukan banyak wisata candi yang namanya sudah populer seperti Candi Prambanan dan Candi Ratu Boko, hingga candi-candi yang tersembunyi seperti Candi Sambisari, Candi Barong, Candi Plaosan, Candi Sojiwan, Candi Sewu dan masih banyak lagi. Dalam tulisan kali ini penulis akan membahas satu candi lainnya yang tak kalah menarik untuk kamu sambangi, namanya Candi Ijo.

Candi Ijo ini merupakan candi dengan lokasi paling tinggi di Yogyakarta, areanya dibangun di atas Bukit Hijau atau Gumuk Ijo. Dari atas sana kamu akan menikmati pemandangan yang apik serta sunset menawan yang membentang dengan keindahan alamnya. Candi Ijo letaknya berada di Kompleks Istana Ratu Boko, dikarenakan bangunannya yang berada di lereng bukit menjadikannya sebagai candi tertinggi yang ada di Yogyakarta.

Mengunjungi candi ini kamu akan dikrabi dengan pesawat-pesawat terbang yang sedang landing maupun tak off dari Bandara Adi Sutjipto, selain itu pemandangan yang disuguhkan dari ketinggian candi ini berupa area ladang masyarakat setempat yang terlihat rapi dan sangat hijau, pemukiman penduduk pun bisa kamu nikmati keindahannya dari atas sini. Ketinggian Candi Ijo ini mencapai 410 meter di atas permukaan laut, hal itu yang menjadikannya sebagai kawasan candi tertinggi dari kawasan-kawasan candi lainnya yang ada di Yogyakarta.

Jika kamu mengunjungi wisata candi ini, kamu akan mendapati sebuah teras yang di dalamnya terdapat prasasti-prasasti bebatuan. Menurut cerita, prasasti-prasasti yang ada di sana memuat mantra-mantra kutukan. Di sekitarnya, kamu juga akan mendapai area penambangan Batu Gamping, sebuah area yang memiliki tebing-tebing kapur berwarna putih, masyarakat mengenalnya dengan sebutan White Canyon, di sana spot foto yang ditawarkan cukup menjanjikan. Kalau bicara soal spot foto, disarankan untuk kamu datang pada waktu menjelang petang, karena pada saat itu kamu akan disuguhkan pemandangan bebatuan candi yang terguyu sinar senja.

Mengenal Lebih Dalam Keunikan Candi Mendut Yang Sarat Akan Relief Fabel

Jika kamu suka dengan tempat-tempat wisata candi, Candi Mendut merupakan tempat wisata yang tidak boleh kamu lewatkan selama masa kunjunganmu di Yogyakarta. Candi ini memiliki keunikannya tersendiri dari candi-candi lain yang ada di Yogyakarta, di antaranya di relung candi ini terdapat 3 arca Budha yang berukuran besar yang dijadikan sebagai singgasana, dan tepat di depannya terdapat Budhis Monostery. Selain itu candi ini berbentuk segi empat dengan atapnya yang bertingkat-tingkat dihiasi stupa-stupa kecil, Candi Mendut juga merupakan salah satu candi termegah di Yogyakarta.

Jika kamu mengunjungi candi ini, sempatkanlah untuk memasuki ruang relung Candi Mendut. Karena di sana kamu akan menemukan panel relief beraneka hewan, seperti burung, kura-kura, kepiting dan relief-relief hewan lainnya. Untuk memasuki ruangan ini kamu harus menapaki beberapa anak tangga di kaki candi, Candi Mendut ini berdiri kokoh di aras kaki candi setinggi 3 hingga 70 meter. Candi Mendut ini masih dalam kawasan wisata-wisata candi yang namanya sudah lebih dulu populer, yakni Candi Borobudur dan Candi Pawon. Meskipun Candi Mendut tergolong candi yang berdiri sendiri, namun tempat ini cukup ramai dipadati pengunjung.

Candi Mendut, Candi Borobudur dan Candi Pawon masih dalam satu garis lurus, dulunya candi-candi tersebut merupakan candi yang didatangi para peziarah dari berbagai belahan bumi.  Pada malam hari sebelum Hari Waisak, candi ini biasanya dipenuhi oleh para pendeta Budha dari penjuru Indonesia, dan memanjatkan doa di sini lalu keesokannya dilanjutkan dengan ritual arak-arakkan menuju Candi Borobudur. Di relung candi ini, dijadikan sebagai altar yang dipenuhi dengan aneka bunga dan hio.

Setiap harinya di Budhis Monastery itu biasa diadakan ritual chanting atau lebih kita kenal dengan aktifitas meditasi, medianya melalui mendengarkan alunan music serta nyanyian. Meski meditasi ini dipimpin oleh pendeta Budha, ritual chanting ini terbuka untuk umum dan tidak harus beragama Budha ya, siapapun dan dari golongan manapun bisa mengikutinya dengan khidmat.