Taman Pelangi Yogyakarta; Lampu Warna-warni Yang Romantis

Mengunjungi wisata malam di Yogyakarta, bukan hanya semata tentang Malioboro atau Alun-alun Kidulnya saja, ya walaupun nama-nama yang disebutkan itu memang terkenal cukup recomend untuk wisata malam, namun kamu juga bisa mengunjungi Taman Pelangi yang tak kelah menarik. Dinamakan Taman Pelangi, karena identik dengan kemilau cahaya yang berwarna-warni, begitu pun di Taman Pelangi ini. Di sini kamu akan melihat keindahan taman dengan suguhan lampu-lampu lampion yang cantik nan menawan. Taman Pelangi ini lokasinya berdekatan atau masih dalam satu area dengan Wisata Monumen Jogja Kembali.

Terdapat banyak lampu lampion dengan berbagai bentuk, ukuran dan jenisnya di sini, saat kamu memasuki gerbang utama Taman Pelangi, kamu akan disambut dengan aneka lampion yang berbentuk flora, fauna hingga karakter tokoh-tokoh kartun. Pada umumnya taman-taman yang bertemakan lampion, lampu-lampunya akan ditaruh secara menggantung. Namun tidak demikian di Taman Pelangi ini, lampion-lampionnya tidak hanya digantung tapi banyak juga yang tertancap di tanah hingga menempel di dinding.

Kamu akan mendapatkan kesan syahdu nan romantis di sini, karena kawasannya terbilang cukup kondusif dan terkontrol, alias tidak begitu riuh. Tidak hanya menyajikan berbagai macam keindahan lampu lampion, di sini juga kamu bisa mendapati wahana-wahana yang seru. Di antaranya ada trampolin, bom-bom car, atau sepeda tandem. Ada juga wahana air yang tersedia, yaitu arena bermain speed boat, bola iar, bebek kayuh hinggga perahu dayung, karena setiap malamnya kolam besar yang mengelilingi Monumen Jogja Kembali difungsikan untuk wahana air.

Kamu harus menyiapkan biaya retribusi masuk wisata sebesar 10 ribu untuk hari Senin-Jumat, dan 15 ribu pada Sabtu dan Minggu. Area wisata ini mulai dibuka pada pukul 17.00 – 23.00 WIB. Taman Pelangi beralamatkan di Jl.Monumen Jogja Kembali, Ringroad Utara. Jika kamu ingin menggunakan Trans Jogja, maka jalur yang kamu pilih adalah jalur 2A dan 2B. Wisata Taman Pelangi ini juga letaknya berada di halaman Museum Monumen Jogja Kembali.

Museum Ullen Sentalu; Musseum Terbaik di Indonesia

Museum Ullen Sentalu merupakan salah satu museum terbaik di Indonesia, di museum ini tersimpan berbagai koleksi berharga seputar budaya Jawa sejak massa Kerajaan Mataram. Saat kamu memasuki area ini kamu akan disambut dengan hawa sejuk yang khas, ditambah suasananya yang hening dan menyatu dengan alam pegunungan semakin menambah kesan khidmat, tenang dan damai. Museum Ullen Sentalu berlokasi di Jalan Boyong, di daerah Kaliurang.

Salah satu daya tarik dari museum ini terletak oada bangunan arsitektur vernakular yang menyatu dengan alam, juga dikelilingi oleh rimbon pohon-pohon. Suhu di kawasan museum ini berada di angka 15 – 24 derajat celcius. Di tempat ini di setiap sudutnya terdapat banyak spot foto menarik yang bisa kamu rekam, menyandang status sebagai museum terbaik tentu layanan serta fasilitas yang tersedia sudah terbilang mumpuni.

Terdapat beberapa ruangan yang masing-masingnya menyimpan koleksi sejarah yang beragam, di antaranya ada Ruang Seni dan Gamelan yang berisikan seperangkat koleksi peralatan musik gamelan. Ada juga Ruang Guwo Selo Giri yang memamerkan lukisan-lukisan yang mewakili 4 figur Dinasti Mataram, lalu ada Ruang Kampung Kambang yang berisikan koleksi batik, album hidup GRKay. Siti Nurul Kusumawardhani hingga koleksi syair-syair. Selanjutnya ada museum yang bertemakan outdoor, keberadaannya berada di Ruang Sasana Sekar Buwana dan Koridor Letja Randa.

Setelah lelah mengitari setiap sudut museum, kamu bisa bersantai dan beristirahat sembari menikmati aneka menu lezat yang memiliki arsitektur bangunan ala gothic. Restoran itu bernama Restoran Beukenhof. Kamu akan benar-benar merasakan kenyamanan sempurna di Museum Ullen Sentalu ini. Harga tiket masuk ke museum ini sebesar 30 ribu untuk dewasa, dan 15 ribu rupiah untuk anak-anak. Dibuka pada pukul 08.30-16.00 di hari Senin hingga Jumat, dan 08.30-17.00 pada hari Sabtu dan Minggu.

Museum Gunung Merapi; Mengenal Lebih Dalam Seputar Gunung Merapi

Sebagai kawasan cincin api atau ring of the fire, Negara Indonesia memiliki banyak sekali gunung yang jumlahnya mencapai ratusan. Gunung-gunung tersebut membentang dari Sabang sampai Merauke, statusnya pun mulai dari yang tidak aktif hingga yang masih terus bergolak. Salah satu gunung yang namanya sudah sangat familiar di kalangan masyarakat adalah Gunung Merapi, gunung ini statusnya aktif dan masih bergolak, lokasinya berada di perbatasan antara Yogyakarta dan Jawa Tengah. Di kawasan Gunung Merapi ini terdapat museum yang cukup megah, namanya adalah Museum Gunung Merapi.

Museum ini bisa kamu fungsikan sebagai tempat pembelajaran seputar Gunung Merapi dari sisi mitos, legenda, kearifan lokal, sejarah letusan hingga melihat sisa-sia erupsi yang bisa membuat dadamu sesak saat kali pertama melihatnya. Karena letaknya yang berada di perbatasan antara Yogyakarta dan Jawa Tengah, daerah ini masuk dalam kategori rawan bencana. Karenanya, salah satu tujuan didirikannya Museum Gunung Api ini yaitu untuk memberikan edukasi serta pemahaman seputar kebencanaan gunung api, gempa bumi sebagai bentuk upaya mitigasi bencana.

Museum Gunung Api terdiri ini dari 2 lantai, saat kamu mengunjunginya kamu akan langsung disambut dengan maket Gunung Merapi berukuran besar yang bergemuruh juga mengeluarkan asap. Di salah satu sisinya, kamu akan mendapati sebuah tombol yang jika kamu tekan akan ada peragaan erupsi berupa simulasi lelehan lava pijar, serta narasi dengan bakground musik Jawa. Museum Gunung Api Yogyakarta memiliki slogan “Merapi Jendela Bumi.” Di lantai ini juga, kamu bisa menyaksikan fenomena pertumbuhan kubah Gunung Merapi, mitos seputar Gunung Merapi, pos pengamatan sejak zaman Belanda, dll.

Di lantai 2, kamu bisa melihat dokumentasi erupsi Merapi dari tahun 1930 hingga tahun 2010, sleian itu di ruangan ini juga kamu akan ditunjukkan bagaimana caranya menyelamatkan diri dari ancaman bahaya gunung api ketika meletus. Di sini juga tersedia semacam teater mini yang menayangkan film dokumenter berdurasi 20 menit dengan judul “Di Bawah Langit Merapi”, Dengan adanya Museum Gunung Merapi ini, diharpan mampu menjadi wahana pendidikan mitigasi untuk menekan jumlah korban jiwa.

Menelusuri Jejak Sejarah Kemerdekaan Indonesia di Museum Perjuangan Yogyakarta

Museum Perjuangan ini mulai dibangun pada 17 Agustus 1959 dengan peletakkan batu bertama oleh Sri Paku Alam VIII di halaman Ndalem Brontokusuman, Yogyakarta. Mulanya, museum ini lahir dari keinginan para bapak bangsa untuk mengenang peristiwa bersejarah yakni Hari Kebangkitan Nasional, yang diprakarsai oleh Dr.Sutomo pada tanggal 20 Mei tahun 1908. Tujuan utama didirkannya museum ini pun semata untuk mengenang perjuangan bangsa saat menghadapi para penjajah, selain itu juga untuk mengenang setengah abad masa Kebangkitan Nasional.

Bentuk Museum Perjuangan ini yang terbilang unik menjadi salah satu daya tariknya, dengan memadukan model bangunan Eropa. Pada bagian atasnya kamu akan melihat gaya arsitektur zaman kekaisaran Romawi Kuno, sedangkan pada bagian bawah gedungnya mengadopsi bentuk Candi Mataram Hindu yang notabenenya paduan dari budaya lokal. Keunikan lainnya bisa terlihat dari bentuk bangunannya yang melingkar seperti slinder, juga terdapat relief-relief patung wajah-wajah pahlawan nasional pada bagian bawah atapnya.

Relief-relief itu memiliki makna dan artinya masing-masing, yang keseluruhannya menceritakan riwayat perjuangan Bangsa Indonesia. Di bagian atap gedung museum kamu akan melihat bentuk topi baja dengan 5 buah bambu runcing yang berdiri di atas bola dunia. Koleksi-koleksi yang ada di museum ini terbagi atas dua tata pameran, pameran yang pertama disajikan dengan konsep outdoor. Sedangkan pameran kedua memiliki konsep indoor, di dalamnya terdapat perlengkapan dan benda-benda bersejarah yang dipakai oleh pahlawan bangsa untuk merebut kemerdekaan, meriam, buku, dll.

Saat kamu memasuki museum ini, di bagian kiri dan kanan pintunya terdapat hiasan makara yang merupakan simbol tolak bala, dan di bagian depannya terdapat rrap yang berjumlah sebanyak 17 buah dan daun pintu masuk yang berjumlah 8 buah. Museum Perjuangan berlokasi di Jl.Kol. Sugiono No.24 Yogyakarta, kamu bisa mengunjunginya pada pukul 8 pagi hingga pukl 4 sore, di hari Senin-Kamis dan pukul 8 pagi hingga setengah 5 sore pada hari Jumat.

Mengenang Memorial Perjuangan Presiden RI ke-2 di Museum Soeharto

Yogyakarta memilik banyak opsi destinasi wisata yang beragam dan tentunya menarik untuk kamu kunjungi, salah satu jenis wisata yang sering dikunjungi oleh wisatawan adalah wisata edukasi, dan di Yogyakarta daerah yang terkenal akan wisata edukasinya ada di Kabupaten Bantul. Walaupun banyak juga di wisata-wisata alam yang menarik hati wisatawan, tapi wisata edukasi juga tak kalah pamornya. Salah satu wisata edukasi di Bantul yang sering dilirik oleh wisatawan, khususnya para pencinta sejarah atau sejarahwan adalah Museum Soeharto.

Didirikannya Museum Soeharto tujuan utamanya adalah untuk mengabadikan, mengenang serta menyimpan memoar dan peninggalan dari Presiden ke 2 Bangsa Indonesia ini. Memiliki luas sekitar 3.620 meter persegi, dan berisikan berbagai macam hal mengenai kehidupan Soeharto. Tujuan lainnya didirikan museum ini adalah untuk dijadikan inspirasi bagi siapa pun yang mengunjunginya, agar senantiasa berbuat yang terbaik demi bangsa. Museum ini mulai diresmikan pada 8 Juni 2013 oleh Probosutedjo, sekaligus menjadi pengingat bahwa di tanggal itu merupakan tanggal kelahiran Soeharto.

Museum Soeharto ini terletak di Jl. Nulis-Puluhan, Dusun Kemusuk, Ds. Argomulyo, Kec.Sedayu, Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta. Waktu tempuh untuk sampai ke lokasi ini sekitar 30 menit sampai 1 jam, lumayan jauh karena lokasinya yang berada di luar Kota Jogja. Museum ini menyimpan berbagai macam koleksi penting seputar kehidupan Soharto, saat kamu mengunjungi museum ini kamu akan mendapati sebuah pendopo yang memajang piranti multimedia yang isinya berupa foto-foto perjuangan Soeharto. Selain itu kamu juga bisa mendapati buku-buku elektronik mengenai kehidupan Soeharto, kalau kamu masuk lebih dalam lagi akan terpampang diorama yang memadukan konsep tradisional dan modern.

Museum Lukisan Terlengkap Ada di Museum Affandi

Daerah Istimewa Yoyakarta merupakan salah satu provinsi yang menyimpan sejarah berharga Bangsa Indonesia, sejarah-sejarah tersebut banyak tersimpan di dalam museum-museum maupun cagar-cagar budaya yang tersebar di berbagai daerahnya. Salah satu museum yang cukup bernilai dan memiliki sejarah penting yang menarik untuk kamu pelajari, terlebih khusus bagi kamu pencinta lukisan dan karya seni, adalah hal wajib untuk mengunjungi Museum Affandi. Museum ini berdiri di atas lahan yang luasnya sekitar 3.500 meter persegi, di dekat museumnya terdapat tempat tinggal seniman Affandi sendiri, namun kini tempat tersebut digunakan sebagai cafe untuk pengunjung-pengunjung yang datang.

Jika kamu mengunjungi museum ini, kamu dapat menemukan empat galeri di dalamya. Beberapa di antaranya yaitu, di galeri pertama terdapat karya-karya seni Affandi dari awal ia berkarir hingga karya terakhirnya, dari bentuknya yang klasik sampai modern, selain karya-karya seninya terdapat juga benda-benda pribadi miliknya, ada sepeda onthel, ember, sandal jepit, kliping berita, mobil sedan kuno dan masih banyak lagi.

Pada galeri kedua awalnya digunakan untuk memamerkan lukisan Affandi untuk dijual, dalam perkembangannya galeri ini juga digunakan sebagai ruang pameran koleksi karya pelukis lain, dan tempat-tempat galeri lainnya. Museum Affandi ini baru diresmikan oleh Prof Ida Bagus Mantra pada tahun 1974, yang saat itu menjabat sebagai Direktur Kebudayaan Umum. Selain sebagai pelukis, sepanjang hidupnya Affandi mendedikasikan diri sebagai seorang penulis yang menganut aliran ekspresionisme atau abstarak.

Puas menikmati koleksi lukisan di dalam galeri, pengunjung bisa naik ke sebuah menara guna menyaksikan seluruh kompleks bangunan, aliran Sungai Gajah Wong, hingga hiruk pikuk kendaraan di Jalan Laksda Adisucipto. Jika ingin beristirahat dan menikmati minuman segar maupun kudapan, silahkan mampir ke Café Loteng.

Tiket masuk ke Museum Affandi ini sebesar 20 ribu rupiah, dan bagi kamu yang membawa kamera dikenakan biaya tambahan sebesar 20 ribu rupiah, sedangkan untuk kamera ponsel sebesar 10 ribu rupiah. Lokasi museum ini berada di Jl.Laksda Adisucipto 167, lokasi tepatnya terletak di ruas jalan utama yang menghubungkan Yogyakarta dan Solo.

Melestarikan Mainan Anak Tradisional di Museum Anak Kolong Tangga

Seiring kemajuan zaman dan tekhnologi, aneka mainan tradisional semakin menurun peminatnya dan tak sedikit pula mainan-mainan tersebut kian menghilang keberadaannya. Berangkat dari keprihatinan itu seorang berkebangsaan Belgia yang sudah lama menetap di Indonesia mendirikan museum untuk anak-anak, ia adalah Rudi Corens. Ya, anak-anak dan mainan seperti satu-kesatuan yang tidak bisa terpisahkan. Di Yogyakarta, terdapat sebuah museum khusus yang mengoleksi mainan-mainan tradisional, namanya Museum Anak Kolong Tangga.

Dinamakan Museum Anak Kolong Tangga karena letaknya berada di bawah kolong tangga concert hall Taman Budaya Yogyakarta. Di dalam museum ini terdapat lebih 10.000 koleksi yang terdiri dari buku cerita, mainan, gambar, poster dan masih banyak lagi lainnya. Daya tarik dari museum ini adalah mainan yang tersedia bukanlah mainan anak-anak hang dihasilkan dari buatan pabrik, melainkan kreatifitas buatan tangan yang di setiap model mainannya mengandung unsur budaya, tradisi, bahkan mitos-mitos jaman terdahulu.

Tempat ini sangat cocok untuk si kecilmu, saudara, lembaga atau komunitas anak-anak yang sedang kamu jalani. Beraneka ragam perlatan dan mainan yang tersedia di museum ini, beberapa di antaranya ada miniatur rumah-rumahan, mainan motor kayu, layang-layang, gasing yang berasal dari berbagai daerah bahkan negara, dll. O ya, museum ini merupakan museum anak-anak pertama yang ada di Indonesia, dan koleksi-koleksi yang tersedia pun bukan hanya yang berasal dari Indonesia melainkan juga dari benua-benua lain.

Lokasi museum ini berada di Kompleks TBY (Taman Budaya Yogyakarta), Jl Sriwedari No 2. Lokasi tersebut sangat dekat dari pusat kota Jogja, utamanya dari titik 0 Kilometer. Museum ini mulai dibuka pada pukul 09.00 sampai 13.00, di hari Selasa-Jumat, bagi pengunjung yang masih berusia di bawah 15 tahun tidak dikenakan biaya tiket masuk. Selain koleksi mainan, di Museum Anak Tangga ini juga biasa mengadakan workshop dan kegiatan seputar dunia anak. Bagi kamu yang datang rombongan minimal 15 orang bisa mengajukan workshop kepada pihak pengelola museum.

Museum Sandi Yogyakarta; Museum Teka-teki Satu-satunya Yang Ada di Indonesia

Jika kamu seorang yang gemar dan hobi memecahkan kode-kode rahasia, suka dengan hal-hal yang berkaitan dengan kode unik, atau sekadar menyenanginya saja, Museum Sandi Yogyakarta adalah tempat yang tepat yang bisa kamu kunjungi. Museum ini tergolong satu-satunya di dunia yang mengoleksi benda-benda dan peralatan untuk mengirimkan pesan rahasia, dan juga tempat terekamnya sejarah persandian yang ada di Indonesia bahkan dunia. Menarik, bukan? Yakin tidak tertarik untuk mengunjunginya?

Koleksi-koleksi yang berkenaan seputar kode-kode rahasia itu di antaranya berupa buku kode telegraf, sandi, hingga berbagai mesin sandi buatan Indonesia maupun luar negeri. Mesin-mesin tersebut dulunya difungsikan untuk mengirimkan sinyal atau pesan penerangan ke sarang musuh tanpa terdeteksi olehnya. Perlu kamu ketahui, berkat benda-benda dan mesin-mesin itu pejuang Indonesia berhasil merebut kembali daerah yang dikuasai penjajah. Museum ini didirikan atas kerjasama Lembaga Sandi Negara dengan Kementrian Kebudayaan dan Pariwisata Indonesia dan Yogyakarta.

Tidak hanya itu saja, di museum ini juga kamu bisa melihat gambar, diorama bahkan sepeda onthel tua yang pernah digunakan kurir untuk mengirimkan pesan ke prajurit Indonesia dan juga musuh. Bukan berarti tempat ini dipenuhi benda-benda kuno atau perlatan lawas, di sini juga sudah terfasilitasi dengan tekhnologi modern. Salah satunya adallah tekhnologi layar sentuh atau touchscreen, dengan tekhnologi ini kamu akan diajak bermain dan belajar untuk memecahkan kode dan sistem sandi secara interaktif.

Museum ini secara formal hanya dibukan pada hari senin hingga jumat saja, namun jika kamu ingin mengunjungi tempat ini pada hari sabtu atau minggu, museum ini bisa dibukakan dengan catatan kamu atau rombonganmu sudah melakukan konfirmasi kepada pihak pengelolanya terlebih dahulu. Yang menariknya, tempat ini tidak dipungut biaya retribusi apa pun loh. Museum Sandi Yogyakarta ini berlokasi di Jalan FM Noto, Kotabaru, Yogyakarta.

Ayunan Langit Watu Jaran; Sensasi Menegangkan Berayun Dari Ketinggian Tebing

Kalau kamu pernah mendengar tempat wisata Sky Wing Maribaya yang sedang ngehits itu, sejatinya Ayunan Langit Watu Jaran ini tak jauh berbeda dengannya. Kalau Sky Wing Maribaya itu letaknya di Bandung, sedangkan Ayunan Langit Watu Jaran ini ada di Yogyakarta. Wisata yang satu ini dijamin akan membuat nyalimu tertantang, karena ayunan ini berada di pinggir tebing yang jaraknya sangat jauh dari permukaan tanah, berani coba? Ya, Ayunan Langit Watu Jaran ini menawarkan sensasi ayunan yang sangat menegangkan.

Ayunannya dibangun tepat di pinggir jurang, kalau kamu berani, kamu akan dibawa ke tempat duduk di kursi ayunan lalu kamu akan diayunkan di atas jurang tersebut. Ngebayanginny aja udah ngeri-ngeri sedap, ya? Hehe. Bagi kamu yang memiliki trauma khusus ataupun phobia akan ketinggian, sangat amat disarankan untuk tidak mencoba wahana ini ya, tapi bagi kamu yang memiliki adrenalin yang cukup, tempat ini adalah opsi yang tepat untuk menguji seberapa kuat adrenalinmu.

Tentu Ayunan Watu Langit Jaran ini sudah dilengkapi dengan kemanan yang baik. Di antaranya yaitu ayunannya dibangun dari baja sehingga tahan korosi, beban yang dapat ditanggung pun tidak main-main loh, bisa menahan beban sampai 500 kg, selain itu sebelum kamu menaiki wahanan ini kamu pun diwajibkan untuk memakai seat harnest sebagai pengaman. Ditambah lagi, di tempat ini sudah didampingi langsung oleh tim SAR Yogyakarta, jadi keamanannya sudah sangat diperhitungkan ya, kamu tak perlu khawatir berlebihan.

O ya, bagi kamu yang takut dengan ketinggian tapi tetap ingin mengunjungi Ayunan Watu Langit Jaran, tenang saja kamu tetap bisa menikmati pemandangan yang sangat apik. Kamu bisa melihat pemandangan dengan latar Pegunungan Menoreh yang terkenal itu, berfoto ria di spot-spot cantik, atau menunggu datangnya senja yang anggun dari atas sini. Tiket masuk ke Ayunan Watu Langit Jaran ini yaitu sebesar 10 ribu rupiah, dan bagi kamu yang ingin merasakan wahana ayunannya dikenakan biaya sebesar 20 ribu rupiah.

Menikmati Keindahan Pantai Gunung Kidul dari Ketinggian Puncak Kosakora

Bukan suatu hal yang baru jika Gunung Kidul menyimpan pesona alam dengan keindahannya yang menawan, terutama wisata pantainya. Ada banyak wisata pantai yang tak terhitung banyaknya di Gunung Kidul, bukan sekadar banyak tapi juga memiliki ciri khas dan karakternya yang beragam nan eksotis, karenanya banyak yang menyebut Gunung Kidul adalah surganya alam pantai. Namun, dalam tulisan kali ini penulis tidak akan membahas pantai-pantai yang ada di Gunung Kidul, namun lebih kepada sesuatu yang menarik yang ada di salah satu pantainya. Sesuatu yang menarik yang dimaksud di sini adalah Puncak Kosakora, yang letaknya berada di Pantai Ngrumput.

Sebelumnya Pantai Ngrumput tidak seramai seperti sekarang, faktor yang menyebabkannya tidak dan tidak bukan adalah karena adanya Puncak Kosakora tersebut. Kalau kamu ingin mengunjungi Puncak Kosakora, kamu harus siap berjalan kaki/trekking sejauh kurang lebih 800 meter. Jalur yang kamu lewati pun akan dihadang dengan batuan karang yang tajam, turun naik bukit, jadi kamu diharuskan untuk berhati-hati, o ya kamu juga akan menyusuri ladang miliki warga setempat, jadi diharapkan untuk sama-sama menjalin komunikasi yang baik ya. Awalnya Puncak Kosakora ini dijadikan destinasi selingan saat wisatawan datang ke Pantai Ngrumput atau Pantai Drini, tapi karena keindahannya Puncak Kosakora ini dijadikan destinasi wisata utama juga.

Dari Puncak Kosakora ini, kamu dapat melihat keindahan alami yang cukup akan membuatmu terpukau, yakni bentang garis pantai-pantai yang ada di Gunung Kidul. Di sore hari kecantikan sunset yang tampak dibumbui dengan luasnya hamparan lautan, yang bisa kamu nikmati di sepanjang matamu memandang. Di puncak ini juga sering dijadikan tempat untuk melakukan aktifitas camping dan juga outbond, kamu juga tidak perlu repot-repot membawa peralatan camping yang mungkin agak ribet menurutmu, karena di sini pengelola sudah menyediakan peralatan camping serta kayu bakar bagi kamu yang ingin membuat api unggun. Tapi harus dicatat baik-baik ya, kebersihan serta ketertiban yang sudah dijaga dengan baik di sini, jangan sampai kamu sendiri yang malah menjadi perusak alamnya ya.