Menyusuri Goa Seplawan Kulon Progo

Untuk kamu yang penat akan suasana hiruk pikuk perkotaan dan sedang mencari tempat yang tenang serta damai, Goa Seplawan bisa menjadi alternatif pilihan yang tepat buat kamu. Tempat wisata ini berada di kawasan wisata alam pegunungan menoreh dengan ketinggian sekitar 900 mdpl, menjadikan tempat ini begitu sejuk dan segar. Saat kamu memasuki Goa Seplawan ini, hawa sejuk langsung bisa kamu rasakan, keindahan Goa Seplawan ini memiliki panjang lebih dari 750 meter. Lokasi tepatnya berada di wilayah pegunungan menoreh yang membentang dari Kecamatan Bagelen Purworejo hingga Kabupaten Magelang.

Kamu bisa melakukan aktifitas susur goa di tempat ini, dan tak perlu khawatir ataupun takut karena di dalam goa sudah tersedia lampu penerangan yang menerangi sepanjang jalur wisata Goa Seplawan. Di dalamnya kamu bisa menemukan keindahan alam yang menakjubka,n berupa stalaktit dan stalakmit dengan bentuk dan rupanya yang beragam. Goa ini ditemukan pada tahun 1979, bersamaan dengan ditemukannya goa tersebut terdapat pula Patung Dewa Siwa dan Parwati, dengan ditemukanya patung tersebut memberikan keterangan bahwa tempat ini memiliki nilai sejarah yang tinggi. Namun patung terssebut kini telah disimpan di Museum Nasional Jakarta.

Saat kamu menyusuri goa ini, beberapa meter di depannya kamu akan mendapati sebuah kolam dengan airnya yang sangat jernih. Kamu harus dipandu oleh pengelola atau pemandu yang sudah siap siaga, karena Goa Seplawan ini memiliki jalur yang buntu. Jadi untuk keluar goa kamu harus menyusuri jalan serupa dengan jalan awal kamu memasukinya, selain keindahan alam goa di dalamnya kamu juga bisa mennikmati keindahan Kota Jogja dari gardu pandang yang ada di sana. Bukan hanya pemandangan Kota Jogja, dari gardu ini pun terbentang pemandang yang menakjubkan Waduk Sermo yang ada di Kulon Progo. Bahkan saat kamu mendatangi tempat ini saat cuaca cerah, kamu akan dimanjakan dengan pemandangan 5 gunung sekaligus, yakni Gunung Merapi, Gunung Slamet, Gunung Merbabu, Gunung Sumbing dan Gunung Sindoro.

Menikmati Pesona Alam di Tlogo Putri

Walaupun namanya adalah Tlogo Putri, hal yang perlu kamu tahu adalah di sini kamu tidak akan menemukan sebuah telaga atau danau. Akan tetapi kamu jangan dulu kecewa, karena banyak hal dan banyak wahana menyenangkan yang bisa kamu nikmati di sini. Selain ada banyak wahana yang tersaji, di sini juga kamu bisa melakukan trekking menyusuri jalan setapak hutan, atau bila kamu yang datang pada hari minggu kamu bisa menonton berbagai pertunjukkan seni.

Lebih tepatnya, Tlogo Putri ini adalah sebuah kawasan wisata yang di dalamnya terdapat bendungan atau embung berukuran kecil, yang biasa dijadikan sarana bermain kano ataupun bebek air. Lokasi Tlogo Putri ini dikelilingi oleh bendungan yang menyajikan pesona alam yang indah, arena atau wahana-wahana yang disediakan di sini di antaranya adalah prosotan, jungkat-jungkit hingga bianglala. Selain itu, ada panggung seni yang sering menampilkan orkestrasi seni tradisional dan modern. Di kawasan ini juga dijadikan sebagai basecamp operator Merapi Lava Tour, jadi kamu bisa menyusuri kawasan-kawasan ini menggunakan jeep willys.

Konsep yang diusung dari wisata ini adalah perpaduan antara wisata alam dan wisata tirta, lokasinya berada di lereng selatan Merapi dengan ketinggian 900 mdpl, sehingga membuat kawasan ini memiliki udara yang segar dan sejuk. Tempat ini sangat layak dijadikan sebagai lokasi liburan keluarga, atau kawan-kawan rombongan dan komunitasmu. Sebelumnya lokasi ini berupa bukit yang dikelilingi hutan lebat dan menjadi habitan monyet serta elang jawa, namun kondisi itu sebelum terjadinya erupsi Merapi tahun 2010, kini, tempat ini sudah diberi perhatian untuk dijadikan objek wisata.

Alamat Tlogo Putri sendiri berada di Jl. Tlogo Putri, Kaliurang, Hargobinangun, Kec. Pakem, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta.

Lokasi Wisata Karst Tubing Surobayan

Di Yogyakarta ada beberapa destinasi wisata terkenal yang aktifitas utamanya adalah menawarkan susur sungai, seperti Cavetubing Kalisuci, Cavetubing Pindul, ataupun Geotubing Lava Bantal. Tak kalah menarik dari nama-nama populer itu, ada juga destinasi wisata serupa namun memiliki ciri khas yang berbeda, yaitu adanya tebing-tebing karst tinggi menjulang tinggi di kanan-kirinya, namanya Karst Tubing Surobayan. Bagi kamu yang terlahir di kota-kota besar, sensasi menyusuri sungai terbilang jarang, maka dari itu cobalah sesekali.

Pembeda lainnya Karst Tubing Surobayan dari destinasi-destinasi serupanya ialah, untuk menyusuri sungainya kamu tidak perlu masuk ke dalam gua, seperti halnya di Cavetubing Pindul atau Geotubing Lava Bantal, melainkan menyusuri sungai terbuka sehingga sangat cocok bagi kamu yang phobia dengan tempat gelap nan sempit. Segala jenis usia bisa melakukan aktifitas susur sungai d sini, karena fasilitas pendukung yang tersedia sudah cukup aman, seperti jaket pelampung dan ban yang bisa dijadikan sebagai pengganti boat, jadi kamu tak perlu khawatir tenggelam ya.

Jarak tempuh di sungai ini memiliki 2 jalur, jalur yang pertama berjarak 900 meter sedangkan jalur kedua berjarak sekitar 1,2 Km. Kedalamannya pun bervariasi, mulai dari selutut hingga 2 meter. Di sepanjang susur sungai, kamu akan dimanjakan dengan pesona keindahan alam yang ada di sekelilingnya. Mulai dari tebing-tebing karst, rimbunnya pepohonan hingga jalur yang akan melewati perkebunan warga. Selama mengarungi sungai, kamu akan diajak berhenti sejenak oleh pemandu di beberapa titiknya untuk menunjukkan spot-spot yang cukup menjanjikan untuk diabadikan.

Wisata Karst Tubing Surobayan ini berlokasi di Dusun Surobayan RT 3, Kelurahan Argomulyo, Kecamatan Sedayu, Kabupaten Bantul. Jika kamu datang dari arah kota, kamu bisa mengikuti jalan utama menuju Kota Wates Km 9,5. Lalu dalam jarak kurang lebih 300 meter, kamu akan menemukan pertigaan, ambillah jalan ke kiri. Tempat wisata ini buka setiap hari dari pukul 08.00 – 16.00 WIB.

Wisata Hutan Mangrove Jembatan Api Kulon Progo Yogyakarta

Kabupaten Kulon Progo, Yogyakarta memang terkenal akan keindahan alam wisatanya, mulai dari wisata perbukitan, pantai, air terjun, dan lain sebagainya. Bagi yang sudah familiar dengan daerah Kulong Progo, pasti tempat-tempat wisata yang terlintas di benak kita adalah Pantai Glagah, Kalibiru, atau Waduk Sermo. Namun akhir-akhir ini terdapat satu destinasi wisata yang sering mencur perhatian  publik, khususnya warganet, tempat wisata yang dimaksud adalah Hutan Mangrove Jembatan Api.

Alam Hutan Mangrove sebenarnya sudah sejak lama menjadi pusat perhatian masyakarat Jogja, karena sajian alami dan potensi wisatanya cukup menjanjikan. Maka sejak tahun 2016 warga semakin sadar akan potensi-potensi tersebut, dan secara intensif mulai dilakukan pengembangan untuk dijadikan tempat-tempat wisata. Hutan Mangrove Jembatan Api merupakan salah satunya, saat kamu mengunjungi wisata ini kamu akan disambut dengan hijaunya hutan mangrove yang cantik.

Di luar rimbunnya pohon mangrove, kamu akan dipertemukan dengan anak Sungai Bogowonto yang mengalir hingga ke muara, di kawasan ini sudah dibangun beberapa tipe jembatan bambu yang unik yang bisa kamu lewati. Bagi kamu penyuka hal-hal yang berbau tantangan, kamu bisa mencoba jembatan bambu bergoyang yang bisa membuat adrenalinmu terpacu. Sedangkan bagi kamu yang ingin mencoba jembatan yang biasa saja, kamu bisa menaiki jembatan bambu yang berdiri dengan kokoh.

Di beberapa titik kawasan ini juga sudah dilengkapi dengan gazebo kayu, dan tak kalah menariknya juga tersedia spot-spot foto yang menawarkanmu sudut pemandangan yang apik. Selain itu juga kamu bisa menyusuri anak Sungai Bogowonto dengan menaiki kapal yang sudah disediakan oleh pengelola, panorama senja yang tersaji di Hutan Mangrove Jembatan Api ini pun merupakan hal yang tak boleh kamu lewatkan ya, dijamin panoramanya apik banget deh.

Tiket masuk ke Hutan Mangrove Jembatan Api ini terbilang sangat murah, kamu hanya perlu merogoh kocek sebesar 5 ribu rupiah, untuk balita tidak dikenakan biaya. Dan jika kamu ingin menaiki kapal untuk menyusuri anak Sungai Bogowonto kamu akan dikenakan biaya tambahan sebesar 5 ribu rupiah, murah bukan? Tentunya jauh dari kata tempat wisata murahan ya.

Taman Pelangi Yogyakarta; Lampu Warna-warni Yang Romantis

Mengunjungi wisata malam di Yogyakarta, bukan hanya semata tentang Malioboro atau Alun-alun Kidulnya saja, ya walaupun nama-nama yang disebutkan itu memang terkenal cukup recomend untuk wisata malam, namun kamu juga bisa mengunjungi Taman Pelangi yang tak kelah menarik. Dinamakan Taman Pelangi, karena identik dengan kemilau cahaya yang berwarna-warni, begitu pun di Taman Pelangi ini. Di sini kamu akan melihat keindahan taman dengan suguhan lampu-lampu lampion yang cantik nan menawan. Taman Pelangi ini lokasinya berdekatan atau masih dalam satu area dengan Wisata Monumen Jogja Kembali.

Terdapat banyak lampu lampion dengan berbagai bentuk, ukuran dan jenisnya di sini, saat kamu memasuki gerbang utama Taman Pelangi, kamu akan disambut dengan aneka lampion yang berbentuk flora, fauna hingga karakter tokoh-tokoh kartun. Pada umumnya taman-taman yang bertemakan lampion, lampu-lampunya akan ditaruh secara menggantung. Namun tidak demikian di Taman Pelangi ini, lampion-lampionnya tidak hanya digantung tapi banyak juga yang tertancap di tanah hingga menempel di dinding.

Kamu akan mendapatkan kesan syahdu nan romantis di sini, karena kawasannya terbilang cukup kondusif dan terkontrol, alias tidak begitu riuh. Tidak hanya menyajikan berbagai macam keindahan lampu lampion, di sini juga kamu bisa mendapati wahana-wahana yang seru. Di antaranya ada trampolin, bom-bom car, atau sepeda tandem. Ada juga wahana air yang tersedia, yaitu arena bermain speed boat, bola iar, bebek kayuh hinggga perahu dayung, karena setiap malamnya kolam besar yang mengelilingi Monumen Jogja Kembali difungsikan untuk wahana air.

Kamu harus menyiapkan biaya retribusi masuk wisata sebesar 10 ribu untuk hari Senin-Jumat, dan 15 ribu pada Sabtu dan Minggu. Area wisata ini mulai dibuka pada pukul 17.00 – 23.00 WIB. Taman Pelangi beralamatkan di Jl.Monumen Jogja Kembali, Ringroad Utara. Jika kamu ingin menggunakan Trans Jogja, maka jalur yang kamu pilih adalah jalur 2A dan 2B. Wisata Taman Pelangi ini juga letaknya berada di halaman Museum Monumen Jogja Kembali.

Museum Ullen Sentalu; Musseum Terbaik di Indonesia

Museum Ullen Sentalu merupakan salah satu museum terbaik di Indonesia, di museum ini tersimpan berbagai koleksi berharga seputar budaya Jawa sejak massa Kerajaan Mataram. Saat kamu memasuki area ini kamu akan disambut dengan hawa sejuk yang khas, ditambah suasananya yang hening dan menyatu dengan alam pegunungan semakin menambah kesan khidmat, tenang dan damai. Museum Ullen Sentalu berlokasi di Jalan Boyong, di daerah Kaliurang.

Salah satu daya tarik dari museum ini terletak oada bangunan arsitektur vernakular yang menyatu dengan alam, juga dikelilingi oleh rimbon pohon-pohon. Suhu di kawasan museum ini berada di angka 15 – 24 derajat celcius. Di tempat ini di setiap sudutnya terdapat banyak spot foto menarik yang bisa kamu rekam, menyandang status sebagai museum terbaik tentu layanan serta fasilitas yang tersedia sudah terbilang mumpuni.

Terdapat beberapa ruangan yang masing-masingnya menyimpan koleksi sejarah yang beragam, di antaranya ada Ruang Seni dan Gamelan yang berisikan seperangkat koleksi peralatan musik gamelan. Ada juga Ruang Guwo Selo Giri yang memamerkan lukisan-lukisan yang mewakili 4 figur Dinasti Mataram, lalu ada Ruang Kampung Kambang yang berisikan koleksi batik, album hidup GRKay. Siti Nurul Kusumawardhani hingga koleksi syair-syair. Selanjutnya ada museum yang bertemakan outdoor, keberadaannya berada di Ruang Sasana Sekar Buwana dan Koridor Letja Randa.

Setelah lelah mengitari setiap sudut museum, kamu bisa bersantai dan beristirahat sembari menikmati aneka menu lezat yang memiliki arsitektur bangunan ala gothic. Restoran itu bernama Restoran Beukenhof. Kamu akan benar-benar merasakan kenyamanan sempurna di Museum Ullen Sentalu ini. Harga tiket masuk ke museum ini sebesar 30 ribu untuk dewasa, dan 15 ribu rupiah untuk anak-anak. Dibuka pada pukul 08.30-16.00 di hari Senin hingga Jumat, dan 08.30-17.00 pada hari Sabtu dan Minggu.

Museum Gunung Merapi; Mengenal Lebih Dalam Seputar Gunung Merapi

Sebagai kawasan cincin api atau ring of the fire, Negara Indonesia memiliki banyak sekali gunung yang jumlahnya mencapai ratusan. Gunung-gunung tersebut membentang dari Sabang sampai Merauke, statusnya pun mulai dari yang tidak aktif hingga yang masih terus bergolak. Salah satu gunung yang namanya sudah sangat familiar di kalangan masyarakat adalah Gunung Merapi, gunung ini statusnya aktif dan masih bergolak, lokasinya berada di perbatasan antara Yogyakarta dan Jawa Tengah. Di kawasan Gunung Merapi ini terdapat museum yang cukup megah, namanya adalah Museum Gunung Merapi.

Museum ini bisa kamu fungsikan sebagai tempat pembelajaran seputar Gunung Merapi dari sisi mitos, legenda, kearifan lokal, sejarah letusan hingga melihat sisa-sia erupsi yang bisa membuat dadamu sesak saat kali pertama melihatnya. Karena letaknya yang berada di perbatasan antara Yogyakarta dan Jawa Tengah, daerah ini masuk dalam kategori rawan bencana. Karenanya, salah satu tujuan didirikannya Museum Gunung Api ini yaitu untuk memberikan edukasi serta pemahaman seputar kebencanaan gunung api, gempa bumi sebagai bentuk upaya mitigasi bencana.

Museum Gunung Api terdiri ini dari 2 lantai, saat kamu mengunjunginya kamu akan langsung disambut dengan maket Gunung Merapi berukuran besar yang bergemuruh juga mengeluarkan asap. Di salah satu sisinya, kamu akan mendapati sebuah tombol yang jika kamu tekan akan ada peragaan erupsi berupa simulasi lelehan lava pijar, serta narasi dengan bakground musik Jawa. Museum Gunung Api Yogyakarta memiliki slogan “Merapi Jendela Bumi.” Di lantai ini juga, kamu bisa menyaksikan fenomena pertumbuhan kubah Gunung Merapi, mitos seputar Gunung Merapi, pos pengamatan sejak zaman Belanda, dll.

Di lantai 2, kamu bisa melihat dokumentasi erupsi Merapi dari tahun 1930 hingga tahun 2010, sleian itu di ruangan ini juga kamu akan ditunjukkan bagaimana caranya menyelamatkan diri dari ancaman bahaya gunung api ketika meletus. Di sini juga tersedia semacam teater mini yang menayangkan film dokumenter berdurasi 20 menit dengan judul “Di Bawah Langit Merapi”, Dengan adanya Museum Gunung Merapi ini, diharpan mampu menjadi wahana pendidikan mitigasi untuk menekan jumlah korban jiwa.

Menelusuri Jejak Sejarah Kemerdekaan Indonesia di Museum Perjuangan Yogyakarta

Museum Perjuangan ini mulai dibangun pada 17 Agustus 1959 dengan peletakkan batu bertama oleh Sri Paku Alam VIII di halaman Ndalem Brontokusuman, Yogyakarta. Mulanya, museum ini lahir dari keinginan para bapak bangsa untuk mengenang peristiwa bersejarah yakni Hari Kebangkitan Nasional, yang diprakarsai oleh Dr.Sutomo pada tanggal 20 Mei tahun 1908. Tujuan utama didirkannya museum ini pun semata untuk mengenang perjuangan bangsa saat menghadapi para penjajah, selain itu juga untuk mengenang setengah abad masa Kebangkitan Nasional.

Bentuk Museum Perjuangan ini yang terbilang unik menjadi salah satu daya tariknya, dengan memadukan model bangunan Eropa. Pada bagian atasnya kamu akan melihat gaya arsitektur zaman kekaisaran Romawi Kuno, sedangkan pada bagian bawah gedungnya mengadopsi bentuk Candi Mataram Hindu yang notabenenya paduan dari budaya lokal. Keunikan lainnya bisa terlihat dari bentuk bangunannya yang melingkar seperti slinder, juga terdapat relief-relief patung wajah-wajah pahlawan nasional pada bagian bawah atapnya.

Relief-relief itu memiliki makna dan artinya masing-masing, yang keseluruhannya menceritakan riwayat perjuangan Bangsa Indonesia. Di bagian atap gedung museum kamu akan melihat bentuk topi baja dengan 5 buah bambu runcing yang berdiri di atas bola dunia. Koleksi-koleksi yang ada di museum ini terbagi atas dua tata pameran, pameran yang pertama disajikan dengan konsep outdoor. Sedangkan pameran kedua memiliki konsep indoor, di dalamnya terdapat perlengkapan dan benda-benda bersejarah yang dipakai oleh pahlawan bangsa untuk merebut kemerdekaan, meriam, buku, dll.

Saat kamu memasuki museum ini, di bagian kiri dan kanan pintunya terdapat hiasan makara yang merupakan simbol tolak bala, dan di bagian depannya terdapat rrap yang berjumlah sebanyak 17 buah dan daun pintu masuk yang berjumlah 8 buah. Museum Perjuangan berlokasi di Jl.Kol. Sugiono No.24 Yogyakarta, kamu bisa mengunjunginya pada pukul 8 pagi hingga pukl 4 sore, di hari Senin-Kamis dan pukul 8 pagi hingga setengah 5 sore pada hari Jumat.

Mengenang Memorial Perjuangan Presiden RI ke-2 di Museum Soeharto

Yogyakarta memilik banyak opsi destinasi wisata yang beragam dan tentunya menarik untuk kamu kunjungi, salah satu jenis wisata yang sering dikunjungi oleh wisatawan adalah wisata edukasi, dan di Yogyakarta daerah yang terkenal akan wisata edukasinya ada di Kabupaten Bantul. Walaupun banyak juga di wisata-wisata alam yang menarik hati wisatawan, tapi wisata edukasi juga tak kalah pamornya. Salah satu wisata edukasi di Bantul yang sering dilirik oleh wisatawan, khususnya para pencinta sejarah atau sejarahwan adalah Museum Soeharto.

Didirikannya Museum Soeharto tujuan utamanya adalah untuk mengabadikan, mengenang serta menyimpan memoar dan peninggalan dari Presiden ke 2 Bangsa Indonesia ini. Memiliki luas sekitar 3.620 meter persegi, dan berisikan berbagai macam hal mengenai kehidupan Soeharto. Tujuan lainnya didirikan museum ini adalah untuk dijadikan inspirasi bagi siapa pun yang mengunjunginya, agar senantiasa berbuat yang terbaik demi bangsa. Museum ini mulai diresmikan pada 8 Juni 2013 oleh Probosutedjo, sekaligus menjadi pengingat bahwa di tanggal itu merupakan tanggal kelahiran Soeharto.

Museum Soeharto ini terletak di Jl. Nulis-Puluhan, Dusun Kemusuk, Ds. Argomulyo, Kec.Sedayu, Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta. Waktu tempuh untuk sampai ke lokasi ini sekitar 30 menit sampai 1 jam, lumayan jauh karena lokasinya yang berada di luar Kota Jogja. Museum ini menyimpan berbagai macam koleksi penting seputar kehidupan Soharto, saat kamu mengunjungi museum ini kamu akan mendapati sebuah pendopo yang memajang piranti multimedia yang isinya berupa foto-foto perjuangan Soeharto. Selain itu kamu juga bisa mendapati buku-buku elektronik mengenai kehidupan Soeharto, kalau kamu masuk lebih dalam lagi akan terpampang diorama yang memadukan konsep tradisional dan modern.

Museum Lukisan Terlengkap Ada di Museum Affandi

Daerah Istimewa Yoyakarta merupakan salah satu provinsi yang menyimpan sejarah berharga Bangsa Indonesia, sejarah-sejarah tersebut banyak tersimpan di dalam museum-museum maupun cagar-cagar budaya yang tersebar di berbagai daerahnya. Salah satu museum yang cukup bernilai dan memiliki sejarah penting yang menarik untuk kamu pelajari, terlebih khusus bagi kamu pencinta lukisan dan karya seni, adalah hal wajib untuk mengunjungi Museum Affandi. Museum ini berdiri di atas lahan yang luasnya sekitar 3.500 meter persegi, di dekat museumnya terdapat tempat tinggal seniman Affandi sendiri, namun kini tempat tersebut digunakan sebagai cafe untuk pengunjung-pengunjung yang datang.

Jika kamu mengunjungi museum ini, kamu dapat menemukan empat galeri di dalamya. Beberapa di antaranya yaitu, di galeri pertama terdapat karya-karya seni Affandi dari awal ia berkarir hingga karya terakhirnya, dari bentuknya yang klasik sampai modern, selain karya-karya seninya terdapat juga benda-benda pribadi miliknya, ada sepeda onthel, ember, sandal jepit, kliping berita, mobil sedan kuno dan masih banyak lagi.

Pada galeri kedua awalnya digunakan untuk memamerkan lukisan Affandi untuk dijual, dalam perkembangannya galeri ini juga digunakan sebagai ruang pameran koleksi karya pelukis lain, dan tempat-tempat galeri lainnya. Museum Affandi ini baru diresmikan oleh Prof Ida Bagus Mantra pada tahun 1974, yang saat itu menjabat sebagai Direktur Kebudayaan Umum. Selain sebagai pelukis, sepanjang hidupnya Affandi mendedikasikan diri sebagai seorang penulis yang menganut aliran ekspresionisme atau abstarak.

Puas menikmati koleksi lukisan di dalam galeri, pengunjung bisa naik ke sebuah menara guna menyaksikan seluruh kompleks bangunan, aliran Sungai Gajah Wong, hingga hiruk pikuk kendaraan di Jalan Laksda Adisucipto. Jika ingin beristirahat dan menikmati minuman segar maupun kudapan, silahkan mampir ke Café Loteng.

Tiket masuk ke Museum Affandi ini sebesar 20 ribu rupiah, dan bagi kamu yang membawa kamera dikenakan biaya tambahan sebesar 20 ribu rupiah, sedangkan untuk kamera ponsel sebesar 10 ribu rupiah. Lokasi museum ini berada di Jl.Laksda Adisucipto 167, lokasi tepatnya terletak di ruas jalan utama yang menghubungkan Yogyakarta dan Solo.