Eksotisme Panorama Jepang di Kalinampu Natural Park Jogja

Bila kita belum memiliki uang cukup untuk pergi ke Jepang, kita bisa menjajal suasana ke-Jepang-an di Kalinampu Natural Park, hanya dengan merogoh saku mulai Rp.2000,-. Lokasinya di Pundong, Kabupaten Bantul.

Meskipun objek wisata ini tergolong wisata alam musiman, yang puncaknya adalah bulan Oktober, namun hingga kini jumlah pengunjung tetap banyak karena destinasi ini menawarkan berbagai spot foto yang unik.

Pemandangan utama Kalinampu adalah kolam yang diatasnya ditumbuhi enceng godok. Tanaman yang acap kali di anggap gulma ini memberikan nuansa berbeda, sehingga warga sekitar bekerjasama untuk membuatnya menjadi indah. Siapa yang menyangka, kerja keras masyarakat dengan mendesain sedemikian rupa sehingga ketika di foto tidak tampak seperti sedang di Jogja. Ada juga properti foto seperti baju kimono, kipas, payung kertas hingga gerbang Torii yang ikonik.

Akses menuju lokasi terbialng mudah. Melewati Jalan Parangtritis, sebelum sampai pantai terdapat Kali Opak. Kita cukup merogoh kantung Rp.5.000,- untuk tiket masuk dan parkir motor. Rp.10.000,- utnuk roda empat. Sedangkan bila ingin berfoto mengenakan kimono, biaya sewanya Rp.25.000,-.

Ketika sudah menyewa kimono, maka rambut perlu di ikat layaknya gadis Jepang, agar terlihat totalitas saat berfoto. Sangat unik tentunya, khususnya bagi mereka yang menggemari budaya Negeri Matahari Terbit. []

Bermain dan Belajar di Taman Puspa Gading Bantul

 

Bantul tak pernah mengecewakan para wisatawannya. Kini Bantul bukan hanya tentang Parangtritis, Gumuk Pasir, dan Pantai Samas saja. Setiap tahunnya selalu saja bermunculan tempat wisata baru yang selalu berhasil menarik banyak wisatawan.

Selain wisata alam air terjun, pantai, bebukitan, dan semacamnya, Bantul kini mempunyai tempat wisata anyar yang belakangan mencuri perhatian para pecinta wisatawan dari berbagai daerah. Objek wisata tersebut adalah Taman Puspa Gading Bantul yang berada di Kampung Wisata Tegaldowo, Grujugan, Bantul, berjarak sekitar 17 km dari pusat Kota Jogja.

Taman Puspa Gading Bantul merupakan tempat wisata yang mengusung konsep edukasi. Dibuka pada 5 Juni 2019, Taman Puspa Gading dibangun di atas tanah seluas 1 hektare, langsung menyedot perhatian wisatawan yang mencari tempat wisata yang murah meriah namun memberi sejuta kesan yang sulit dilupakan.

Meskipun terbilang masih baru, namun Taman Puspa Gading telah dilengkapi dengan fasilitas serta wahana bermain yang memadai dan mengasyikan. Beberapa fasilitas tersebut antara lain area parkir yang luas, kamar mandi/toilet, food court, gazebo, spot foto selfie, dan mushola. Untuk fasilitas bermain, Taman Puspa Gading menyediakan, di antaranya: kolam renang, kolam terapi ikan, kolam tangkap ikan, bermain ATV, kolam mandi bola, river tubing, flying fox, hingga wall climbing. Bagi kamu yang ingin belajar sesuatu di Taman Puspa Gading, disediakan paket Culture Activity. Di sini kamu akan belajar cara menanam padi dan seputar dunia pertanian lainnya.

Selayaknya desa wisata pada umumnya, kamu juga bisa bermalam di penginapan yang tersedia dan menikmati kehidupan di pedesaan dari dekat. Lidah dan perut kamu juga akan dimanjakan dengan kuliner dengan menu tradisional yang menggugah selera.

Pada saat baru dibuka, kamu tidak perlu mengeluarkan biaya sepeserpun untuk berlibur di Taman Puspa Gading. Namun, demi meningkatkan pelayanan dan fasilitas serta perawatan, kini kamu dikenakan biaya sebesar 8.000, wahana terapi ikan Rp 5.000, dan wahana bermain ATV sebesar Rp 10.000. Murah sekali, kan?

Taman Puspa Gading buka mulai pukul 07.00 WIB – 18.00 WIB untuk hari Selasa dan Ahad.  Sementara untuk hari Senin, Rabu, Kamis, Jum’at, dan Sabtu buka mulai pukul 08.00 WIB – 18.00 WIB.

Berfoto Ria di Top Selfie Kragilan

Bagi kamu yang sedang kehabisan stok foto untuk diunggah ke media sosial dan sedang mencari tempat berfoto dengan spot menawan dengan pemandangan yang tak terperikan, Magelang punya jawabannya: Top Selfie Pinusan Kragilan.

Tempat wisata yang menawarkan pemandangan yang tak akan kamu lupakan ini berada di Lereng Gunung Merbabu, Magelang, Jawa Tengah. Pemandangan tak akan pernah lengkap tanpa wahana bermain yang asyik, bukan? Nah, di sini juga kamu bisa menjajal wahana yang dikelola oleh warga setempat, seperti ayunan pelangi yang tersusun di antara batang pinus, jembatan kayu yang membentang di tengah hutan, dan masih banyak lagi. Dijamin aktifitas berfotomu tak akan menjadi sekadar berfoto belaka.

Untuk menikmati indahnya Pinusan Kragila kamu hanya perlu merogoh kocek 10 ribu per-orang saja. Adapun untuk menikmati sensasi ayunan kain warna-warni yang tersusun di batang pinus dengan ketinggian mulai 1-10 meter, kamu hanya perlu menambah biaya 5 ribu per-orang saja. Demikian pula berswafoto di atas ketinggian dengan gaya sesukamu, kamu akan dikenakan membayar 5 ribu per-orang untuk setiap spotnya.

Di sini kamu bisa duduk santai di sepasang kursi yang didesain di ketinggian. naik ayunan berhampar bunga aneka warna, ayunan bersayap bak ratu dari kahyangan, atau naik sepeda gantung dengan latar belakang barisan pohon pinus yang akan membuatmu seolah sedang berlibur di antara awan gemawan.

Selain bermain, bagi kamu yang hendak menikah, dan berencana membuat foto pra-wedding, Top Selfie Pinusan Kragilan harus ada dalam daftar incaranmu. Pemandangan indah, suasana segar, dan nuansa romantisme yang kental menjadi alasan Pinusan Kragilan sering dipakai untuk sesi pemotretan pra-wedding.

Seorang perempuan asal Semarang menceritakan pengalaman berkesannya di Top Selfie Pinusan Kragilan. Ia awalnya takut dengan ketinggian, namun “setelah berada di atas bersama teman-teman ternyata sangat seru dan menyenangkan. Suasana dan pemandangannya juga asyik dan sejuk,” ujarnya dengan nada ceria.

Kampung Anggur Bantul, Kampung Buah  yang Tak Kenal Musim

Bila anda berasal dari luar kota Jogja dan ingin menghabiskan akhir pekan, rasanya tidak akan puas bila hanya satu atau dua hari. Terlalu banyak objek wisata yang patut dikunjungi untut melepas penat. Namun jangan khawatir, karena Kampung Anggur Bantul menawarkan wisata dengan daya tarik tersendiri.

Sesuai dengan namanya, objek wisata ini berlokasi di Bantul, yang berada di sebelah selatan Kota Yogyakarta. Tepatnya di Desa Plumbungan, Gedongan, Sumbermulyo, Bambang Lipuro, Kabupaten Bantul. Atau untuk rutenya, kita bisa melihat juga melalui google maps.

Kampung Anggur ini bukanlah sebuah perkebunan luas yang panas dan bertanah. Objek wisata ini berada di area perkampungan, tepatnya di halaman rumah penduduk setempat. Yang mana mereka menyulap halaman kosong tersebut menjadi sebuah kebun yang bersih dan bebas debu. Dari jumlah rumah yang ada, yaitu 140 rumah, 70 diantaranya telah mengubah halamannya menjadi kebun anggur yang selalu siap panen.

Untuk memasuki kampung anggur ini tidak ada biaya tiket alias gratis. Biaya yang dikeluarkan adalah bila kita ingin memetik buah anggur ketika berkunjung. Semacam membeli buah tapi dari pohonnya langsung. Kita cukup membayar Rp.100.000,- utnuk tiap kilo buah yang kita petik. Sedangkan bila ingin membeli bibit pohon anggur, harganya dibanderol sekitar Rp.120.000 per-pohon.

Selain kita bisa memetik sendiri, juga bisa membeli bibit pohon anggur yang siap tanam, warga di sana juga akan memberikan pengetahuan tentang buah anggur ini.

Anggur yang berada di Kampung Anggur Bantul ini bukanlah anggur biasa. Jenis anggur yang ditanam adalah Anggur Varietas Ninel yang didatangkan dari Ukraina. Kelebihan anggur jenis ini yaitu tidak mengenal musim panen, sehingga anggur-anggur di kampung wisata ini selalu siap panen kapan pun anda datang berkunjung.

Bukan hanya berbuah sepanjang tahun saja. Tanaman di kampung Anggur ini mudah dikembangbiakkan dengan cara okulasi dan stek. Cara inilah yang memiliki daya tahan yang baik terhadap penyakit dan cuaca. Ketika kita berkunjung, para warga juga akan memberikan arahan tentang cara merawatnya.

Demikianlah informasi tentang Kampung Anggur Bantul. Semoga bisa menambah refrensi berwisata. []

Bersantai dan Bersenang-senang di Puri Mataram

Bila kamu sedang berlibur di Yogya bersama keluarga dan bingung mau ke mana, tenang, kota ini tak pernah kehabisan jawaban. Sebentar lagi kita akan membahas objek wisata yang tak kalah seru dibanding objek wisata lain, dan harus ada dalam daftar kunjunganmu bersama keluargamu. Nama tempat wisata ini Puri Mataram. Sebuah taman wisata berlatar alam asri lengkap dengan menu kuliner yang mengoda dan yang pasti murah.

Puri mempunyai makna filosofis sebuah tempat dengan taman, air, ayunan, dan tempat tinggal yang nyaman di dalamnya. Sementara makna Mataram mengacu pada konsep kerajaan Mataram tempo dulu, di lihat dari bangunannya yaitu pendopo dan limasan.

Puri Mataram dibangun di atas tanah seluas 4,5 hektar Taman dengan konsep bunga ini telah dilengkapi dengan fasilitas yang sangat memadai. Begitu sampai di gerbangnya, kamu akan merasakan suasana khas Kerajaan Mataram Jogja. Kamu dan keluarga dapat memesan menu kuliner sambil beristirahat menikmati pemandangan indah di pendopo Limasan. Selain taman bunga, wisatawan juga akan disuguhi hamparah persawahan hijau yang menenangkan dan menyejukkan.

Bila perut sudah siap memulai petualangan, segeralah jajal wahana permainan di Puri Mataram; Taman Bunga dengan tugu Jogja, Taman Kelinci, Becak Air, Kolam Tangkap Ikan, Kitiran dan Terapi Air. Di Puri Mataram ada juga taman kelinci. Kamu bisa bebas memberi mereka wortel ataupun makanan kesukaan kelinci lainnya. Tentunya ini akan menambah keceriaan berliburmu.

Nah, bila kamu dan keluarga datang ke Puri Mataram pada hari Minggu, akan ada sesuatu yang berbeda di sini. Akan ada  berbagai macam kudapan khas Jogja, kerajinan tangan, hingga pakaian, yang dijual di pasar bernama Pasar Ndelik. Namun untuk bertransaksi di Pasar Ndelik ini, kamu harus menukarkan uang Rupiah ke uang pandel (uang pandel dari bahan kayu).

Puri Mataram berlokasi di utara Kota Jogja, tepatnya di Drono, Tridadi, Kec. Sleman, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Harga yang harus kamu bayar untuk berlibur Puri Mataram hanya dikenakan ongkos retribusi sebesar 5k. Sedangkan untuk tiket bermain di setiap wahananya dikenakan ongkos 10k per wahana. Harga menu Makanan di Puri Mataram ini berkisar 16k hingga 20k. Sedangkan uang Pandel seharga 1k per 1 Pandel.

Bermain dan Belajar di Kawasan Wisata Kebon Sidoluhur

Kamu hendak berlibur ke Yogyakarta bersama keluarga, tapi bingung mau ke mana? Sementara di dalam daftar tujuanmu banyak sekali tempat yang asyik untuk dikunjungi. Sekarang kamu tidak perlu cemas, karena Yogya punya tempat wisata baru yang cocok untuk keluargamu.

Kawasan Wisata Kebon Sidoluhur namanya. Tempat ini merupakan objek wisata keluarga berbasis budaya. Terletak di pinggiran Kota Yogya, tepatnya di Jalan Raya Pedes No.KM 1, Mertosutan, Sidoluhur, Godean, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, dengan udara sejuk berhampar rumput dan pepohonan, kamu dan keluarga akan betah berlama-lama di sini. Bertempat dekat dengan pesawahan membuat objek wisata ini memiliki wahana agro pesawahan, peternakan, pendidikan alam, serta wahana aktifitas dan bermain anak-anak. Sehingga di objek wisata bertagline Culture, Nature & Simplicity ini kamu akan diajak belajar berkebun dan bertani.

Di Kebon Sidoluhur kamu juga akan menemukan kolam atau waduk dengan airnya yang mengalir jernih dan akan menambah kesan keasrian objek wisata ini. Kolam tersebut selain indah untuk dipandang, juga dipakai untuk permainan wahana air, seperti perahu atau kayuh.

Yang menarik lagi, fasilitas di Kebon Sidoluhur selalu ditambah dan diperbarui, sehingga kamu akan selalu menemukan sesuatu yang berbeda setiap kamu mengunjunginya.

Bila sudah puas bermain dan belajar, Kebon Sidoluhur menyediakan gazebo untuk kamu dan keluarga bersantai. Nah, sembari beristrahat kamu dan keluarga dapat menikmati berbagai menu kuliner khas.Jogja. Bahkan salah satu joglo di Kebon sidoluhur digunakan untuk kulineran angkringan khas Jogja.

Bila kamu bermain ke Kebon Sidoluhur pada hari Minggu, kamu dapat menikmati kesenian asli Jogja. Karena Kebon Sidoluhur mempunyai komitmen untuk melestarikan kebudayaan Jawa. Untuk buah tangan, kamu dapat membelinya di Galeri seni di Kebon Sidoluhur.

Berapa tiket masuk ke Kebon Sidoluhur? HTM Kebon Sidoluhur sebesar Rp 10.000 / pengunjung. Sedangkan harga makanan dan minuman di tempat ini mulai dari Rp 1.000.

Berakhir Pekan di Pantai Ngrawe

Seperti telah kita ketahui, Gunung Kidul Yogyakarta merupakan kawasan yang menyimpan objek-objek wisata yang seakan tak pernah habis dijelajahi. Setiap tahunnya selalu saja ada objek wisata baru bermunculan dan dibangun, terutama pantainya.

Nah, kali ini kita akan membahas pantai baru yang sedang hits di kalangan wisatawan. Namanya Pantai Ngrawe yang berlokasi di Desa Kemandang, Kecamatan Tanjungsari, Kabupaten Gunungkidul.

Pantai Ngrawe memiliki pasir pantai putih dan dikelilingi pemandangan yang sedap di pandangan. Namun, pemandangan saja tak akan pernah lengkap bila fasilitasnya tidak memadai, bukan? Nah, menariknya di pantai ini dilengkapi dengan sejumlah fasilitas, seperti gazebo, gardu pandang, mushala, serta puluhan bangunan tempat pedagang menjajakan makanan.

Tak hanya itu, begitu masuk ke kawasan pantai ini, kita akan disambut dengan hamparan rumput hijau layaknya taman-taman kota. Pantai dan taman, perpaduan yang unik sekali, kan? Di sekitar taman, ada kursi-kursi yang diletakkan di beberapa titik, juga pohon palem yang menambah suasana teduh.

Menurut penuturan warga setempat, Pantai Ngrawe belum rampung dibangun, masih ada beberapa hal yang belum dilengkapi. Namun meski begitu, hal itu tidak menjadi penghalang bagi para wisatawan untuk berlibur ke pantai ini.

Meskipun dikelolal investor dari luar daerah, seorang pedagang di sana mengatakan pihak pengelola membuatkan gazebo khusus untuk warga dan tempat untuk berjualan. Sehingga ia merasa pihak pengelola juga berusaha melibatkan warga mengembangkan potensi wisata yang ada di Pantai Ngrawe. Sehingga dengan adanya fasilitas tersebut, warga jadi mempunyai perasaan memiliki, dan membuat mereka pun akan dengan sukarela menjaganya.

Melihat Keunikan Objek Wisata Batu Alien di Lereng Gunung Merapi Yogyakarta

Satu lagi tempat yang harus kamu kunjungi di kawasan lereng Gunung Merapi: Batu Alien. Lereng Merapi memang tak hanya memberimu udara yang segar dan pemandangan yang sedap di mata, juga objek wisata yang merupakan peninggalan sisa-sisa benda dari letusan gunung tersebut.

Nah, Batu Alien ini merupakan batu berukuran besar yang jika dipotret akan tampak menyerupai sesosok wajah. Nah, itulah asal usul penamaan batu tersebut. Selain karena bentuknya yang unik, batu tersebut pun tampak seperti menyimpan suatu tanda atau sasmita. Karena jika dilihat langsung dan diperbandingkan dengan batu-batu lain di sekitarnya, bentuk Batu Alien sama saja dengan batu-batu lainnya.

Akses ke wisata Batu Alien dari Kota Jogja mudah sekali, karena memang kawasan lereng Merapi sudah dikelola dengan baik oleh pemerintah. Kamu tinggal menuju ke daerah Kaliurang, lalu bila sudah sampai di kawasan rekreasi Kaliurang, di sana kamu akan mendapati banyak sekali plang objek wisata setempat. Jadi kamu tidak mungkin perlu tersesat atau bertanya-tanya ke warga setempat.

Adapun harga untuk mengunjungi Batu Alien, kamu cukup merogoh kocek sebesar 5000 ribu rupiah saja untuk membayar semua keindahan dan kesegaran yang akan kamu dapatkan di sana.

Menikmati Suasana Asri di Air Terjun Kedung Bendo

Musim penghujan di Yogyakarta tidak menghalangi kita untuk tetap melanjutkan perjalanan menuju suatu objek wisata, apalagi bila akhir pekan. Dalam cuaca yang teduh, paling menyenangkan adalah mengunjungi wisata air terjun. Di Yogyakarta banyak sekali pilihan air terjun musiman yang cocok bila dikunjungi ketika musim penghujan.

Air terjun yang menarik di musim penghujan, salahsatunya adalah Air Terjun Kedung Bendo. Meskipun air terjunnya tidak terlalu tinggi, namun Kedung Bondo memiliki keunikannya tersendiri. Begitulah tiap air terjun di Jogja memiliki keistimewaannya masing-masing. Keunikan yang ditawarkan adalah rute perjalanan menuju air terjun yang musti kita berjalan dari lokasi parkir. Perjalanan dilalui di atas jalanan berbatu dan di kanan kiri disuguhkan banyak tumbuhan hijau yang menyegarkan mata.

Kedung Bendo ini berlokasi di Desa Purwosari, Kecamatan Girimulyo, Kabupaten Kulon Progo. Untuk menuju lokasi, dari pusat Kota Yogyakarta membutuhkan waktu tempuh 2 jam. Kita bisa mengendarai motor agar lebih lancar di perjalanan, karena jalanan menuju Kedung Bendo tidak terlalu lebar. Tetapi jika pergi bersama rombongan, tentu saja lebih baik menggunakan mobil agar kebersamaan tetap terasa di perjalanan.

Sayangnya belum begitu banyak papan petunjuk lokasi menuju air terjun ini. Maka pilihan kita adalah melihat google maps. Namun jika merasa masih ragu dengan rute yang ditawarkan google maps, maka baiknya kita bertanya pada warga sekitar. Warga di wilayah tersebut sangatlah ramah.

Tidak ada biaya tiket masuk. Kita hanya perlu membayar uang parkir sebesar Rp.2000,- untuk kendaraan roda 2, dan Rp.5000,- untuk kendaraan roda 4. Fasilitas yang ada selain tempat parkir adalah adanya gazebo untuk beristirahat. Ada juga toilet dan mushala.

Bila sedang tidak hujan, kita bisa berenang di kubangan mirip kolam di bawah air terjun. Namun kita musti tetap hati-hati dengan kedalaman kolamnya yang mencapai 2 meter. Namun bila hujan, kita cukup bisa menikmati dari gazebo.

Menuju Kedung Bendo, lebih baik kita membawa bekal makanan dan minuman sendiri karena di sana belum banyak pedagang jajanan. Meskipun akhir pekan, tempat ini tidak begitu ramai karena memang masih jarang yang berkunjung, belum banyak yang tahu keberadaan eksotisme air terjun ini. Tempatnya pun masih asri, alami, dan sepi. Sebuah destinasi yang paling cocok untuk melepas penat setelah seminggu bekerja. []

Mengunjungi Poncowinatan, Klenteng Paling Berpengaruh di Yogyakarta

Yogyakarta merupakan salah satu pusat perekonomian tempo dulu, maka tak heran bila Yogyakarta meninggalkan berbagai situs bangunan bersejarah yang dibangun oleh para pelaku dagang dari berbagai etnis zaman dahulu.

Mereka datang dan tinggal dan membaur dengan warga lokal setempat sehingga menambah kekayaan budaya yang ada di Yogyakarta dan menjadi hal yang tidak bisa dipisahkan dari perkembangan daerah ini. Selain berdagang, mereka juga mendirikan tempat ibadah sebagai bagian dari identitas mereka yang membuat Yogyakarta semakin beragam. Salah satunya adalah klenteng yang merupakan peninggalan etnis Cina Tionghoa.

Di bilangan Poncowinatan yang terkenal sebagai Pecinannya Yogyakarta sebuah klenteng yang merupakan tempat ibadah umat Khonghucu yang dianggap sebagai yang tertua di Yogyakarta dibangun dan dilestarikan hingga kini, dan menjadi salah satu tempat wisata yang layak kamu kunjungi.

Klenteng ini bernama Klenteng Tjen Ling Kiong atau Zhen Ling Gong. Kwan Tie Koen adalah dewa yang dipuja di klenteng ini. Klenteng ini umum disebut Klenteng Poncowinan karena berada di Jalan Poncowinan, Kranggan, Yogyakarta. Klenteng Tjen Ling Kiong didirikan pada masa Sri Sultan Hamengkubuwono VII. Semuanya berawal dari keinginan warga Tionghoa di Yogyakarta untuk memiliki tempat ibadah bagi masyarakat Tionghoa. Berkat izin dari pihak Keraton Yogyakarta maka sebidang lahan dihibahkan untuk dibangun klenteng dan masih bertahan hingga saat ini. Pembangunan klenteng ini dimulai 1881 dan selesai 1907.

20 Desember 2005, klenteng ini mendapatkan penghargaan sebagai “Penghargaan Pelestarian Warisan Budaya 2005”. Ini menjadi alamat bahwa klenteng ini mempunyai pengaruh yang tak sedikit bagi kelangsungan masyarakat Tionghoa di Yogyakarta pada saat itu.

Klenteng ini berada di Jl. Poncowinatan 16 RT 007/02, Cokrodiningratan, Jetis, Cokrodiningratan, Jetis, Kota Yogyakarta. Ada beberapa hal yang patut kamu perhatikan bila mengunjungi klenteng ini, yaitu: Gunakan pakaian yang sopan, pakai alas kaki yang nyaman, jaga sopan-santun, dan jaga kebersihan