Menikmati Keindahan Alam Yogyakarta Dari Ketinggian Watu Goyang

Di daerah Yogyakarta, banyak sekali perbukitan dan dataran tinggi yang menyajikan pemandangan yang mempesona. Maka tak heran, banyak sekali bermunculan tempat-tempat wisata yang bertemakan dataran tinggi. Salah satu pemandangan yang ditawarkannya yaitu melihat keindahan alam Yogyakarta dari ketinggian, pemandangan yang satu ini memang terkenal mampu menarik hati wisatawan untuk berlama-lama dan tak jarang membuatnya ingin mengunjunginya lagi dan lagi. Salah satu wisata dengan tawaran pemandangan seperti itu yang tidak boleh kamu lewatkan adalah Watu Goyang, lokasinya berada di Kabupaten Bantul.

Selain pemandangan alam Yogyakarta yang memukau dari ketinggian, pemandangan lain yang bisa kamu nikmati di tempat ini yaitu pemandangan Gunung Merapi yang gagah serta terlihat sangat alami. Jika kamu mengunjungi tempat ini pada waktu pagi hari, kamu akan merasakan sensasi seperti di atas awan. Tapi jangan khawatir bagi kamu yang bisa mengunjungi Watu Goyang ini pada waktu sore hari, pemandangannya tak kalah menakjubkan karena kamu akan disuguhkan dengan sunset yang sempurna.

Bagi kamu yang penat akan kehidupan perkotaan dengan segala kepenatannya, tempat ini merupakan tempat yang cocok untuk kamu jadikan daftar list wajib destinasi wisata yang akan kamu kunjungi saat memiliki waktu luang. Watu Goyang sendiri berasal dari Bahasa Jawa yang berarti Batu Bergoyang, yang dahulunya batu yang berada di puncak ini bisa bergoyang ketika disentuh maupun didorong. Pengelola di sini menjelaskan bahwa Watu Goyang ini tidak pernah roboh walaupun disentuh bahkan dipanjat, tapi walaupun demikian, kini hal itu dilarang oleh para pengelola. Batu tersebut sudah ada sejak ratusan tahun yang lalu loh.

Untuk kamu yang hobi berfoto ria, di kawasan ini juga menyajikan pemandangan dengan latar taman bunga yang cantik, selain itu ada juga spot-spot foto instragammable lainnya seperti spot foto gardu pandang yang berbentuk helikopter, spot foto bunga, spot Gunung Merapi dan masih banyak lagi lainnya. Khusus pemandangan Gunung Merapi, kamu serasa melihat penampakkan lukisan yang dilukis langsung oleh alam. Yakin tidak tergiur untuk berkunjung ke Watu Goyang ini?

Candi Pawon; Penyimpan Sejarah Penting Indonesia

Selain Candi Borobudur dan Candi Mendut, salah satu candi peninggalan Budha yang menarik untuk kamu kunjungi yaitu Candi Pawon yang berada di daerah Kabupaten Magelang, Jawa Tengah. Candi ini masih sering digunakan untuk upacara Waisak, terdapat dua versi asal muasal nama Candi Pawon tercetus. Versi pertama, dikarenakan lokasi Candi Pawon ini berada di Pulau Jawa, masyarakat sering menganggapnya sebagai area dapur, dan dapur dalam bahasa jawa artinya pawon. Sedangkan versi kedua, kata Pawon itu sendiri berasal dari kata “pawuan” yang dalam bahasa jawa kuno artinya tempat abu yang digunakan pada masa dinasti Syailendra, untuk menyimpan abu jenazah dari Raja Indra, hal itu pun memperkuat akan corak dan kebudayaan Budha-nya.

Dibanding dengan Candi Borobudur dan Candi Mendut, ukuran Candi Pawon ini relatif lebih kecil, dan uniknya terdapat sebuah bilik yang tersembunyi di tengah-tengah pemukiman warga setempat. Masa pembangunan Candi Pawon ini juga konon dibangun bersamaan dengan Candi Borobudur, Candi Mendut dan Candi Prambanan yakni pada pertengahan abad ke 8 Masehi. Selain itu Candi Pawon ini juga memiliki nama lain, yaitu Candi Branjanalan, yang memiliki arti sebagai tempat menyimpan senjata Dewa Indra, yaitu Vajranala. Dewa Indra yang dikenal sebagai Dewa Penguasa Petir dan Halilintar, memiliki senjata tersebut dengan artinya yang tak jauh serupa yakni “vajra” yang berarti Halilintar dan “anala” yang berarti api.

Kalau kamu mengunjungi tempat ini, maka kamu akan menemukan sebuah ornamen kepala raksasa tanpa rahang bawah, masyarakat lebih mengenalnya dengan Ornamen Kalamakara. Ornamen tersebut menurut kepercayaan, mampu mengusir roh-roh jahat yang mengganggu aktifitas manusia, letak ornamen itu berada di atas pintu candi. Di sebelah kiri Ornamen Kalamakara ini, kamu juga akan menemukan ukiran 1904, yang berarti tanda tahun usainya perbaikan candi ini. Perbaikan candi ini dilakukan dibawah kepemimpian Dinas Purbakala dan J.G de Casparis, yang merupakan seorang ahli bahasa dalam sejarah asal Belanda sebagai penanggung jawab.

Menyusuri Keindahan Alam Bawah Tanah di Goa Tanding Gunung Kidul

Saat kamu mengunjungi kota yang terkenal akan gudegnya ini, tidak ada salahnya kamu mampir ke salah satu tempat wisata yang satu ini, dijamin deh.. bisa membuatmu ketagihan untuk mendatanginya lagi, apalagi kamu seorang traveller dan seorang petualang. Wisata tersebut yaitu Goa Tanding, lokasinya berada di Kabupaten Gunungkidul, Yogyakarta. Di sana sebenarnya terdapat goa yang cukup populer di kalangan wisatawan, tidak lain dan tidak bukan adalah Goa Pindul. Namun Goa Tanding tak kalah menarik, di goa ini pun panjang dan ruang goanya memiliki ruas yang lebih besar ketimbang Goa Pindul.

Menurut cerita Goa Tanding ini mulai ditemukan oleh masyarakat sekitar yang bernama Mbah Harto Tanding beserta keluarganya, hal itu bermula ketika Mbah Harto ingin membuat sumur dan menamainya dengan Sumur Tanding. Semakin dalam dan semakin dalam ia menggali, alih-alih ingin mendapatkan sumber mata air, linggis yang dipakai untuk menggalinya malah menembus rongga yang menghunjam perut bumi. Maka dinamakannya Goa Tanding ini, konon hasil dari penemuan dari seseorang yang bernama Mbah Harto Tanding.

Goa Tanding ini memiliki kedalaman air yang mencapai hingga 4 meter, kemudian tinggi dari permukaan air sampai atap goa mencapai 5 hingga 16 meter. Goa Tanding ini pun lebih luas dan panjang ketimbang Goa Pindul yang lebih dahulu populer, jika kamu ingin menikmati wahana susur goa waktu yang akan kamu habiskan sekitar 1 jam 30 menit, karena jarak susurnya mencapai 460 meter. Kamu bisa menyusuri sungai bawah tanahnya menggunakan perahu karet yang sudah tersedia, tapi harus berkelompok ya.

Wisata susur sungai bawah tanah ini belakangan semakin populer, tentu hal itu sangat beralasan, karena kamu akan mendapatkan sensasi petualangan yang menegangkan dan mencengangkan. Karena kamu akan melihat bagaimana pemandangan yang jauh dari hiruk pikuk, bahkan menikmati dunia yang seringkali terlupakan dari dunia permukaan bumi. Selain susur sungai. Di sini juga kamu bisa terapi ikan loh, objek terapi ikannya terletak sekitar 20 meter dari goa, tetapi kamu harus turun ke bawah dari arah pintu masuk ya.

Museum Wayang Kekayon; Kekayaan Budaya Wayang Yang Lengkap

Bagi kamu pencinta sejarah dan kebudayaan, apalagi pencinta seni tradisional, tempat wisata yang satu ini sangat cocok untuk kamu kunjungi. Selain sarat akan nilai kebudayaan, tempat wisata ini juga banyak memberikan kita pelajaran berharga akan kekayaan karya anak bangsa. Tempat wisata yang dimaksud yaitu Museum Wayang Kekayon, seperti namanya, museum ini banyak sekali suguhan-suguhan wayang yang menarik untuk kamu ketahui.

Terdapat banyak koleksi wayang di museum ini, beberapa di antaranya adalah Wayang Madya, Wayang Klithik, Wayang Thengul, Wayang Purwa, Wayang Suluh, Wayang Beber, dan masih banyak lagi wayang-wayang lainnya. Di setiap wayangnya tentu saja memiliki makna dan arti sejarahnya masihng-masing, sebut saja Wayang Suluh, ia memiliki makna bagaimana perjuangan Bangsa Indonesia untuk merebut kemerdakaan atas negara-negara yang pernah menjajahnya.

Museum Wayang Kekayon ini berdiri pada tahun 1990, koleksi di dalamnya mulai dari sejarah wayang pada abad ke 6 masehi hingga abad ke 20, dan juga bahan yang dipakai mulai dari kertas, kayu, kain, hingga kulit. Keunikan lainnya yang ada di museum ini adalah, terdapat beberapa poster yang menggambarkan strategi perang, strategi tersebut adalah Strategi Sapit Urang dan Strategi Gajah. Strategi-strategi itu dipakai pada saat perang Baratayuda antara Pandawa dan Kurawa.

Terdapat 9 unit yang ada di Museum Kekayon ini, beberapa di antaranya yaitu, pada unit pertama dan kedua terdapat koleksi Wayang Purwa Gaya Yogyakarta. Koleksi-koleksi Wayang Purwa ini terbilang sangat lengkap, mulai dari wayang tua sampai wayang yang sudah masuk ke era desain sederhana, selain itu terdapat juga manekin, manekin itu adalah Raden Gatotkaca yang tersimpan di dalam kotak besar. Hingga kini koleksi Wayang Purwa masih sangat terawat. Dan masih banyak lagi aneka koleksi wayang di setiap unitnya.

Museum Wayang Kekayon ini berada di kawasan pembelajaran bagaimana mencintai lingkungan dan kebangsaan, serta merawat, melestarikan hingga mengembangkannya agar terus diminati kawla muda. Di sekitar kawasan museum ini juga kamu tidak perlu kaget dengan suguhan lingkungannya yang sejuk dan terasa nyaman, dengan iringan kicauan burung-burung yang tak pernah henti berdatangan.

Pantai Sarangan; Pantai Kecil Berkarang Yang Indah

Terdapat satu pantai di daerah Gunung Kidul yang cukup menarik untuk kamu kunjungi, pantai yang dimaksud yaitu Pantai Sarangan. Bagi kamu yang sudah akrab dengan bagaimana istimewanya Yogyakarta, kamu pasti sudah tidak asing lagi dengan daerah Gunung Kidul yang memang terkenal memiliki banyak pantai yang cantik-cantik. Salah satu keunikan dari pantai ini yaitu bentuknya yang sedikit melengkung dengan garis pantai yang pendek, dengan ukurannya sekitar 200 meter saja.

Ciri khas dari pantai-pantai yang ada di Gunung Kidul yakni pasir pantainya yang berwarna putih bersih, tak terkecuali juga dengan Pantai Sarangan. Keindahan lain yang bisa kamu nikmati di sini ialah, adanya tebing-tebing tinggi yang berdiri kokoh di sepanjang di kanan-kiri pantai. Gelombang air laut di pantai ini tidak terlalu besar, jika kamu pernah mengunjungi Pantai Krakal, Pantai Sarangan ini juga karakteristiknya hampir serupa.

Untuk kamu yang senang berenang, pantai ini terbilang aman. Pantai Sarangan ini diapit oleh dua bukit yang sama indahnya, bukit tersebut yakni Bukit Giri dan Bukit Jujugan. Dari atas puncak kedua bukit tersebut pemandangan sunset atau sunrisenya tampak begitu mempesona. Di pantai ini juga kamu bisa melihat ikan-ikan kecil yang masih berkeliaran di air laut yang cukup tenang, saat surut, terlihat karang-karang yang berserakan. Jadi saat kamu memutuskan untuk berenang, disarankan untuk hati-hati agar tetap nyaman tidak terbentur karang-karangnya.

Balik lagi ke pemandangan kedua bukit itu, dari sana kamu bisa juga menikmati pantai-pantai tetangga yang namanya cukup populer di kalangan wisatawan. Beberapa di antaranya ada Pantai Sundak dan Pantai Krakal. Pantai Sarangan ini terbilang tidak sepi dan tidak ramai juga dikunjungi para wisatawan.

Nuansa Sejuk dan Asri di Air Terjun Randusari

Bukan hanya terkenal dengan wisata sejarah, kuliner, pantai, serta wisata budayanya saja, Daerah Istimewa Yogyakarta juga terkenal akan keindahan wisata air terjunnya yang mengagumkan. Salah satu wisata air terjun yang belakangan sedang ramai diperbincangkan yaitu Air Terjun Randusari, lokasinya berada di Kabupaten Gunung Kidul, salah satu kabupaten yang ada di Yogyakarta yang tidak pernah sepi dari munculnya potensi wisata baru. Air terjun ini sangat cocok bagi kamu yang merindukan kesegaran air alami, dengan suasana yang juga sangat asri.

Ketinggian Air Terjun Randusari ini tergolong cukup tinggi, sekitar 15 meter namun ke dalamannya hanya berkisar 1 hingga 2 meter saja. Pemandangan alam di kawasan air terjun ini dijamin bisa bikin kamu betah berlama-lama menikmatinya, mulai dari pepohonan rindangnya yang berjejer rapi, suara gemericik air terjunnya, dll. Bagi kamu yang ingin berenang di kolam air terjunnya diharapkan untuk berhati-hati ya, karena bebatuan yang ada di sekitarnya cukup licin. Lelah dan penatmu dari aktifitas harian dijamin terobati deh saat kali pertama kakimu melangkah ke kawasan ini.

Dinamakan Air Terjun Randusari, karena di area ini terdapat banyak sekali pohon-pohon randu, atau masyarakat lebih familiar dengan sebutan Pohon Kapuk. Sedangkan kata sari-nya itu sendiri dalam Bahasa Jawa artinya utama. Dahulu tempat ini difungsikan oleh warga sekitar untuk mengambil air bersih, tetapi karena suguhan keindahan alamnya semakin diakui oleh masyarakat secara luas, maka lokasi ini dikembangkan menjadi tempat wisata.

Yang menjadi ciri khas dari air terjun ini adalah bentuk air terjunnya yang menyerupai air terjun kembar, disebut sebagai air terjun kembar karena di lokasi ini terdapat dua sumber air terjun yang mengalir bersebelahan. Sumber mata airnya sendiri berasal dari Mata Air Ngreboh. Perlu diketahui, mata air tersebut tidak pernah mengering walaupun pada saat musim kemarau, setidaknya cukup untuk memenuhi kebutuhan warga setempat.

Belajar dan Berwisata di Museum Pangeran Diponegoro

Bagi kami pencinta sejarah dan kebudayaan, tempat wisata yang satu ini cocok untuk kamu kunjungi. Wisata tersebut adalah Museum Monumen Pangeran Diponegoro. Seperti yang kita ketahui bahwa Pangeran Diponegoro adalah salah satu pahlawan yang dimiliki Negara Indonesia, yang kala  itu dialah yang melawan penjajahan Belanda di tahun 1825-1830 M. Tak jauh-jauh dari namanya, museum ini merupakan bekas tempat tinggal Pangeran Diponegoto dan juga keluarganya.

Museum ini diresmikan pada tanggal 9 Agustus 1969 oleh Jendral TNI (purnawirawan) Seharto, memiliki luas tanah sekitar 2 hektar dengan arsitekturnya yang khas Jawa. Di museum ini terdapat berbagai macam peninggalan Pangeran Diponegoro, seperti keris, tombak, pedang, panah, dan masih banyak lagi senjata lainnya yang dikoleksi di dalam museum ini. Tidak lain dan tidak bukan, museum ini didirikan semata untuk mengenang jasa-jasa Pangeran Diponegoro pada masa penjajahan Belanda.

Terdapat beberapa bangunan menarik yang bisa kamu pelajari di sini, di antaranya adalah terdapat dinding berlubang, yang konon dijadikan Pangeran Diponegoro sebagai jalan keluar untuk bisa lolos dari kepungan dan kejaran tentara-tentara Belanda. Selain itu terdapat juga dua senjata meriam yang letaknya berada di depan dan di sebelah timur pendopo. Selain barang-barang miliki Pangeran Diponegoro beserta pasukannya, di museum ini juga terdapat barang peninggalan miliki Sri Sultan Hamengkubuwono II, beberapa di antaranya ada ketipung dan wilahan bonang penembung yang terbuat dari kayu dan perunggu.

Menurut Surat Keputusan Pangdam VII Diponegoro, pada tanggal 2 Juli dibentuknya panitia persiapan perencanaan pelaksanaan pembangunan Monumen Pangeran Diponegoro yang ada di Tegalrejo Yogyakarta. Seorang ahli waris Pangeran Diponegoro menyetujui tanah peninggalan Pangeran Diponegoro dijadikan sebagai monumen. Dan surat pernyataan tersebut ditandatangani oleh KRT. Prodjodiningrat, Nyi Hajar Dewantara, dan dr. Sahir Nitihardjo.  Museum ini mulai didirikan oleh Mayjend TNI Surono yang kemudian dilanjutkan oleh Mayjen TNI Widodo

Curug Pulosari; Air Terjun Berbentuk Tirai

Salah satu kabupaten kebanggaan Daerah Istimewa Yogyakarta yang tidak pernah bosan menghadirkan potensi wisata-wisata alam baru adalah Kabupaten Bantul, ya, daerah Bantul ini dikenal akan kekayaan alam wisatanya yang indah. Salah satu di antaranya yaitu Curug Pulosari, sama seperti kebanyakan wisata-wisata curug yang ada di Indonesia, nama Curug Pulosari juga diambil dari letak daerah keberadaannya, yakni daerah Pulosari.

Sesampainya kamu di sini, kamu akan disuguhkan pesona alam terbuka diiringi dengan airnya yang jernih hingga gemericik air terjunnya yang menggelitik. Selain itu juga kamu akan merasakan betapa asri dan damainya kawasan ini, dengan rimbunan pohon yang berjajar rapi hingga merdunya kicauan burung-burung yang beterbangan di sekitar air terjun.

Curug Pulosari ini memiliki ketinggian sekitar 5 sampai 7 meter, tidak terlalu tinggi memang, akan tetapi soal pemandangan yang ditawarkan cukup menjanjikan. Salah satu keunggulan yang ada di curug ini yaitu, pemandangan air yang jatuh dari air terjunnya seperti membentuk tira-tirai putih yang sangat cantik, selain itu juga kamu bisa berenang atau sekadar bermain air karena terdapat kolam di bawahnya.

Pemandangan air terjun di sini akan terlihat lebih maksimal saat di musim penghujan, karena volume debit airnya akan terlihat sempurna membentuk tirai. Akan tetapi, saat musim kemarau pun kamu tetap bisa mengunjunginya ya, dengan pemandangan yang tidak kalah indah pula. Jika kamu berkunjung saat musim kemarau, nilai lebihnya adalah kamu bisa melihat keaslian air terjunnya membentuk seperti apa.

Selain bermain air, di sini juga kamu bisa melakukan beberapa aktifitas yang seru, di antaranya yaitu olahraga panjat tebing (climbing) atau turun tebing (repling). Di sana adrenalinmu dijamin akan tertantang, keindahan alam yang ada di Curug Pulosari ini juga membuat pasangan tak ragu untuk menjadikannya spot prewedding, dan tak sedikit pula yang menjadikannya sebagai keperluan pemrotetan studi kasus.

Pesona Candi Banyunibo Sleman Yogyakarta Yang Mengagumkan

Di daerah Kabupaten Sleman terdapat wisata bersejarah yang menarik untuk kamu kunjungi, wisata sejarah yang dimaksud ialah Candi Banyunibo. Candi Banyunibo ini berada dalam satu kawasan bersama wisata-wisata candi yang namanya sudah lebih dulu populer, di antaranya Candi Ijo, Candi Ratu Boko dan Candi Barong. Karena candi ini bercorakkan agama Budha, kamu akan menemukan sebuah stupa yang bertengger di atasnya. Awal ditemukannya Candi Barong ini masih dalam keadaan rusak, kemudian mulai didirikan kembali pada tahun 1940 an. Candi ini dibangun pada abad ke-9 di zaman Kerajaan Mataram Kuno.

Salah satu keunikan dari candi ini adalah banyaknya hiasan atau ornamen-ornamen di setiap sudut dan sisinya, hampir kesemua bagian yang terdapat pada bangunan candi ini memiliki hiasan serta relief yang beraneka, walaupun banyak juga yang hiasannya sama. Candi utama di wilayah Candi Banyunibo ini terletak di antara ladang tebu dan persawahan, dengan posisinya yang menghadap ke arah barat. Di sekitarnya, terdapat enam buah perwira yang berbentuk stupa, letaknya ada di bagian selatan dan sebelah timur candi utama. Nama Banyunibo itu sendiri berasal dari makna air yang jatuh/menetes.

Dahulu, warga sekitar sering memanggil Candi Banyunibo ini dengan sebutan ‘Si Sebatang Kara Banyunibo’. Alasannya, karena candi ini letaknya terpisah dari candi-candi yang ada di sekitarnya, yang mayoritas berdamping-dampingan. Selain keunikan hiasan yang ada di dalamnya, Candi Banyunibo ini juga memiliki keunikan lainnya, yaitu adanya dua relief yang merujuk pada keberadaan Dewi Hariti, yang dalam kepercayaan agama Budha merupakan Dewi Kesuburan dan Vaisravana yang merupakan suami Dewi Hariti.

Di kawasan Candi Banyunibo ini pemandangan alam yang disuguhkannya cukup menarik untuk kamu nikmati, dan juga terdapat spot-spot foto yang kece. Pemandangan tenggelamnya mataharinya pun cukup apik untuk kamu abadikan, tempat ini jarang sepi dari pengunjung loh.

Spot Cantik di Pantai Watu Kodok

Gunung Kidul merupakan satu kabupaten yang ada di Yogyakarta yang memiliki alam pantai yang mempesona, jumlahnya pun sangat banyak, salah satunya adalah Pantai Watu Kodok. Pantai yang satu ini tergolong masih baru dan memiliki suasana yang alami, tak heran kalau pantai ini belum banyak dikunjungi para wisatawan. Dengan pasir putihnya yang jernih, lautannya yang masih bersih dan berwarna biru mengkilau, ditambah dengan karang-karangnya yang indah, menjadikan pantai ini pilihan wajib untuk kamu kunjungi bersama keluarga maupun rekan sejawat.

Dinamakan Pantai Watu Kodok karena memang terdapat dua karang yang bebatuannya mirip seperti kodok atau katak, batu itu pun sekaligus menjadi ikon dari pantai ini, letak dari kedua batu itu sendiri berada di sisi barat dan timur pantai. Bagi kamu yang hobi hunting foto untuk kebutuhan galeri media sosialmu, tempat ini sangat cocok karena pemandangannya dijamin apik. Selain terdapat spot-spot foto yang instragammable, tempat ini juga dilengkapi dengan area bagi yang ingin mengadakan agenda camping.

Pantai ini pun termasuk pantai yang memiliki area kawasan yang cukup luas, sama seperti pantai-pantai kebanyakan yang ada di Gunung Kidul, Pantai Watu Kodok juga memiliki ombak yang cukup ganas. Disarankan bagi kamu yang ingin bermain air, cukup di sisi-sisi bibir pantainya saja ya. Di sepanjang matamu memandang, pantai ini banyak ditumbuhi dengan pohon cemara udang dan pandan laut.

Jika kamu ingin bermalam di pantai ini, tak perlu khawatir akan kemanannya ya, karena tempat ini sudah memiliki keamanan yang siap siaga mengawasi setiap pengunjung yang datang selama 24 jam. Selain pemandangan dan spot fotonya yang menjanjikan, di pinggir-pinggir pantai ini juga dilengkapi dengan warung makan yang menyajikan aneka masakan laut yang bisa kamu nikmati, dan harganya pun relatif murah.