Melihat Mobil-mobil Tua Eropa dari Dekat di Junkyard Autopark & Café

Bila kamu seorang pecinta mobil-mobil klasik – sebut saja VW, Chevrolet, Flat, dll – maka tempat kece ini tak boleh kamu lewatkan dan wajib ada di daftar kunjungan akhir pekan dan musim liburanmu.

Junkyard Autopark & Café namanya. Didirikan pada 30 Maret 2018 oleh seorang pecinta mobil klasik Eropa, Wiwid. Didirikan di atas tanah bengkok milik Kepala Desa Wanurejo dengan sistem bagi hasil pendapatan.

Di sini kamu akan mendapati sekitar 20 mobil klasik Eropa ditata rapi di taman seluas 2.000 meter persegi. Meski hanya tinggal rangkanya saja, namun mobil ini disulap menjadi sesuatu yang lain dari sekadar mobil rongsokan. Dengan keterampilan dan kecintaan Wiwid terhadap mobil-mobil antik Eropa, mobil rongsok tersebut dicat dan dibersihkan sehingga terlihat seperti baru tanpa meninggalkan nuansa estetik-klasiknya.

Ada mobil yang ditata dengan dibelah menjadi dua untuk dijadikan ayunan, diposisikan secara vertikal seolah-olah mobil itu sedang jungkir balik, dicat ulang sehingga tampak mulus kembali, dan tata letak eksentrik lainnya.

Mobil Fiat 500 yang dibuat pada 1951 menjadi koleksi tertua yang dipajang di sana.

Di sini, selain mempelajari berbagai sejarah dari pembuatan mobil-mobil Eropa tersebut, kamu juga bisa berfoto ria dengan menjadikan mobil-mobil antik tersebut sebagai latar belakang. Selain spot mobil tua, di sini disediakan juga spot foto bertema pasar tradisional, rock ‘n roll, diorama kota klasik, sepeda motor kuno, dan bemo.

Sudah merasa cukup berfoto dan melihat-lihat mobil antik, saatnya kamu menjajal wahana permainan yang menantang adrenaline, yaitu memacu adrenalin seperti kora-kora dan ontang-anting. Cukup dengan membayar 25 ribu rupiah kamu bisa menikmati semua wahana yang tersedia di Junkyard Autopark & Café.

Nah, sebelum pulang jangan lupa untuk melepas dahaga atau mencicipi kudapan di kafe yang ada di tengah taman. Aneka menu kekinian disajikan di sana dengan harga yang tak akan membuat kantongmu mengkerut. Ayo, tunggu apa lagi!

Kompleks XT Square Sebagai Selfie Park di Yogyakarta

 

Berselfie bisa di mana saja. Apalagi Yogyakarta memiliki spot unik di setiap sudutnya yang cocok untuk background foto selfie kita. Namun, Selfie Park di XT Square ini menawarkan keunikan dengan terdapatnya berbagai macam tema sebagai latar berfoto. Tempat wisata yang dibuka pada awal Maret 2018 ini mencuri banyak perhatian karena berada di tengah kota dan mudah untuk diakses.

Di Selfie Park ini kita bisa merasakan sensasi liburan seru dengan berbagai macam tema foto di sana. Misalnya bagi kita yang tidak sempat mengunjungi banyak sekali wisata alam di 4 kabupaten yang mengelilingi Yogyakarta, maka Selfie Park bisa mewakilinya. Dengan luas lahan mencapai 1088 meter per-segi, tempat ini didesain sedemikian rupa sehingga menyajikan spot foto yang tidak kalah bagus.

Terdapat spot yang didesain berbentuk sangkar burung, bunga matahari, hingga jembatan yang menghubungkan dua pohon. Dekorasi tersebut dibuat dengan bahan dan material yang alami, misalnya batang kayu, akar, dan juga ranting. Hal tersebut membuat nuansa alamnya tetap terjaga meskipun destinasi ini berada di tengah kota. Hasil foto dengan spot-spot tersebut terlihat menarik dan tentunya instagramable.

Puas berfoto di Selfie Park, kita bisa singgah ke zona fashion dan penjualan kerajinan hasil UMKM. Buat yang keroncongan perutnya, tenang saja karena di sana juga terdapat zona kuliner dengan berbagai macam pilihan menu yang menggugah selera.

Beberapa fasilitas lain yang disediakan antara lain toilet, mushala, parkir area yang luas dan ATM centre di dekat pintu masuk kawasan XT Square.

Untuk berkunjung ke Selfie Park, bisa mulai pukul 10.00 WIB sampai 22.00 WIB, dengan biaya yang murah meriah. Untuk menikmati begitu banyak fasilitas wisata berfoto, cukup membayar tiket masuk sebesar Rp.10.000,- untuk dewasa, sedangkan gratis untuk anak-anak. Sementara parkir, Rp.2.000,- per-sepeda motor. []

Jelajah Sawah Pertanian Bowongan (JSPB) Songgo Langit

Liburan selalu identik dengan berkunjung ke desa. Kira-kira begitulah disetiap cerita liburan yang ditulis kita semasa kecil. Di Dusun Sukorame, Desa Mangunan, Kecamatan Dlingo, Bantul, yang jauh dari pusat kota ini terdapat wisata Jelajah Sawah Pertanian Bowongan (JSPB) Songgo Langit. Hamparan padi sejauh mata memandang sangatlah menyejukkan mata.

Meskipun di area persawahan, kita tidak perlu takut kotor yang disebabkan lumpur. Itu semua karena diatas bentang sawah telah dibangun jembatan bambu dengan luas area yang dikelilingi 357 meter. Tidak perlu khawatir dengan jembatan putus, karena bambu yang digunakan untuk membangun adalah bambu petung yang terkenal kuat dan awet.

Di Songgo Langit ini ada pilihan spot untuk berfoto. Yang menjadi favorit di lokasi ini adalah panggung dua lantai atau terkenal dengan sebutan gardu pandang. Selain paling pas untuk berfoto dengan latar belakang yang unik, juga paling tepat untuk pengunjung bisa memanjakan mata dengan melepas pandangan sejauh bentangan sawah.

Bagi pengunjung yang membawa bekal sendiri, bisa dinikmati sambil merasakan semilirnya angin sawah dan pemandangan yang menyejukkan mata.

Keberadaan Jelajah Sawah Pertanian Bowongan (JSPB) Songgo Langit merupakan pembuktian wisata alam di daerah Mangunan yang begitu banyak potensi, selain Hutan Pinus, Watu Lawang, dan lainnya. Semua itu terwujud berkat kerja dan kreatifita masyarakat sekitar yang bahu-membahu membangun desa, juga mengembangkan potensi yang ada sehingga menjadi desa yang mandiri dan maju.

Jika ingin mengunjungi Jelajah Sawah Pertanian Bowongan (JSPB) Songgo Langit, baiknya memperhatikan siklus tanam, agar bisa mendapatkan pemandangan padi yang masih hijau segar. []

Eksotisme Panorama Jepang di Kalinampu Natural Park Jogja

Bila kita belum memiliki uang cukup untuk pergi ke Jepang, kita bisa menjajal suasana ke-Jepang-an di Kalinampu Natural Park, hanya dengan merogoh saku mulai Rp.2000,-. Lokasinya di Pundong, Kabupaten Bantul.

Meskipun objek wisata ini tergolong wisata alam musiman, yang puncaknya adalah bulan Oktober, namun hingga kini jumlah pengunjung tetap banyak karena destinasi ini menawarkan berbagai spot foto yang unik.

Pemandangan utama Kalinampu adalah kolam yang diatasnya ditumbuhi enceng godok. Tanaman yang acap kali di anggap gulma ini memberikan nuansa berbeda, sehingga warga sekitar bekerjasama untuk membuatnya menjadi indah. Siapa yang menyangka, kerja keras masyarakat dengan mendesain sedemikian rupa sehingga ketika di foto tidak tampak seperti sedang di Jogja. Ada juga properti foto seperti baju kimono, kipas, payung kertas hingga gerbang Torii yang ikonik.

Akses menuju lokasi terbialng mudah. Melewati Jalan Parangtritis, sebelum sampai pantai terdapat Kali Opak. Kita cukup merogoh kantung Rp.5.000,- untuk tiket masuk dan parkir motor. Rp.10.000,- utnuk roda empat. Sedangkan bila ingin berfoto mengenakan kimono, biaya sewanya Rp.25.000,-.

Ketika sudah menyewa kimono, maka rambut perlu di ikat layaknya gadis Jepang, agar terlihat totalitas saat berfoto. Sangat unik tentunya, khususnya bagi mereka yang menggemari budaya Negeri Matahari Terbit. []

Bermain dan Belajar di Taman Puspa Gading Bantul

 

Bantul tak pernah mengecewakan para wisatawannya. Kini Bantul bukan hanya tentang Parangtritis, Gumuk Pasir, dan Pantai Samas saja. Setiap tahunnya selalu saja bermunculan tempat wisata baru yang selalu berhasil menarik banyak wisatawan.

Selain wisata alam air terjun, pantai, bebukitan, dan semacamnya, Bantul kini mempunyai tempat wisata anyar yang belakangan mencuri perhatian para pecinta wisatawan dari berbagai daerah. Objek wisata tersebut adalah Taman Puspa Gading Bantul yang berada di Kampung Wisata Tegaldowo, Grujugan, Bantul, berjarak sekitar 17 km dari pusat Kota Jogja.

Taman Puspa Gading Bantul merupakan tempat wisata yang mengusung konsep edukasi. Dibuka pada 5 Juni 2019, Taman Puspa Gading dibangun di atas tanah seluas 1 hektare, langsung menyedot perhatian wisatawan yang mencari tempat wisata yang murah meriah namun memberi sejuta kesan yang sulit dilupakan.

Meskipun terbilang masih baru, namun Taman Puspa Gading telah dilengkapi dengan fasilitas serta wahana bermain yang memadai dan mengasyikan. Beberapa fasilitas tersebut antara lain area parkir yang luas, kamar mandi/toilet, food court, gazebo, spot foto selfie, dan mushola. Untuk fasilitas bermain, Taman Puspa Gading menyediakan, di antaranya: kolam renang, kolam terapi ikan, kolam tangkap ikan, bermain ATV, kolam mandi bola, river tubing, flying fox, hingga wall climbing. Bagi kamu yang ingin belajar sesuatu di Taman Puspa Gading, disediakan paket Culture Activity. Di sini kamu akan belajar cara menanam padi dan seputar dunia pertanian lainnya.

Selayaknya desa wisata pada umumnya, kamu juga bisa bermalam di penginapan yang tersedia dan menikmati kehidupan di pedesaan dari dekat. Lidah dan perut kamu juga akan dimanjakan dengan kuliner dengan menu tradisional yang menggugah selera.

Pada saat baru dibuka, kamu tidak perlu mengeluarkan biaya sepeserpun untuk berlibur di Taman Puspa Gading. Namun, demi meningkatkan pelayanan dan fasilitas serta perawatan, kini kamu dikenakan biaya sebesar 8.000, wahana terapi ikan Rp 5.000, dan wahana bermain ATV sebesar Rp 10.000. Murah sekali, kan?

Taman Puspa Gading buka mulai pukul 07.00 WIB – 18.00 WIB untuk hari Selasa dan Ahad.  Sementara untuk hari Senin, Rabu, Kamis, Jum’at, dan Sabtu buka mulai pukul 08.00 WIB – 18.00 WIB.

Berfoto Ria di Top Selfie Kragilan

Bagi kamu yang sedang kehabisan stok foto untuk diunggah ke media sosial dan sedang mencari tempat berfoto dengan spot menawan dengan pemandangan yang tak terperikan, Magelang punya jawabannya: Top Selfie Pinusan Kragilan.

Tempat wisata yang menawarkan pemandangan yang tak akan kamu lupakan ini berada di Lereng Gunung Merbabu, Magelang, Jawa Tengah. Pemandangan tak akan pernah lengkap tanpa wahana bermain yang asyik, bukan? Nah, di sini juga kamu bisa menjajal wahana yang dikelola oleh warga setempat, seperti ayunan pelangi yang tersusun di antara batang pinus, jembatan kayu yang membentang di tengah hutan, dan masih banyak lagi. Dijamin aktifitas berfotomu tak akan menjadi sekadar berfoto belaka.

Untuk menikmati indahnya Pinusan Kragila kamu hanya perlu merogoh kocek 10 ribu per-orang saja. Adapun untuk menikmati sensasi ayunan kain warna-warni yang tersusun di batang pinus dengan ketinggian mulai 1-10 meter, kamu hanya perlu menambah biaya 5 ribu per-orang saja. Demikian pula berswafoto di atas ketinggian dengan gaya sesukamu, kamu akan dikenakan membayar 5 ribu per-orang untuk setiap spotnya.

Di sini kamu bisa duduk santai di sepasang kursi yang didesain di ketinggian. naik ayunan berhampar bunga aneka warna, ayunan bersayap bak ratu dari kahyangan, atau naik sepeda gantung dengan latar belakang barisan pohon pinus yang akan membuatmu seolah sedang berlibur di antara awan gemawan.

Selain bermain, bagi kamu yang hendak menikah, dan berencana membuat foto pra-wedding, Top Selfie Pinusan Kragilan harus ada dalam daftar incaranmu. Pemandangan indah, suasana segar, dan nuansa romantisme yang kental menjadi alasan Pinusan Kragilan sering dipakai untuk sesi pemotretan pra-wedding.

Seorang perempuan asal Semarang menceritakan pengalaman berkesannya di Top Selfie Pinusan Kragilan. Ia awalnya takut dengan ketinggian, namun “setelah berada di atas bersama teman-teman ternyata sangat seru dan menyenangkan. Suasana dan pemandangannya juga asyik dan sejuk,” ujarnya dengan nada ceria.

Jungkir Balik Tempo Doeloe di Omah Kuno Miring Jogja

Berfoto dengan latar belakang yang terbalik seperti kini sedang menjadi tren. Di sosial medi, kita melihat foto yang aneh-aneh tapi unik. Di jogja ada berbagai pilihan untuk kita bisa berfoto dengan latar belakang yang terbalik. Untuk foto bernuansa zaman kuno, kita bisa berkunjung ke Omah Kuno Miring.

Omah Kuno Miring berlokasi di Jalan Wonosari, Km.8, Potorono, Banguntapan, Bantul. Tidak jauh dari pusat kota Jogja.

Di Omah Kuno, selain tentu saja kita berfoto dengan latar terbalik, kita diajak untuk kembali ke era 1950-an. Pengelola Omah Kuno Miring ini membuat bagian dalam tempat ini seperti keadaan yang sangat kuno. Ditambah kental nuansa foto di zaman dulu karena pengunjung bisa berfoto dengan mengenakan pakaian jaman dulu yang juga disediakan oleh pihak pengelola.

Mulanya, Omah Kuno Miring didirikan atas dasar ingin turut melestarikan budaya Jawa. Namun karena anak muda senang dengan sesuatu yang trending, lantas konsep pelestarian itu dikombinasi dengan kesenangan anak masa kini, lalu jadilah Omah Kuno Miring.

Selain akhirnya menjadi tujuan berfoto, diharapkan Omah Kuno Miring bisa menjadi lokasi wisata sekaligus edukasi untuk generasi muda mengetahui kehidupan dan budaya zaman kakek dan nenek hidup.

Tidak hanya itu, pengunjung juga bisa menikmati paket wisata lain seperti naik andong keliling desa. Ada juga wisata kuliner khas pedesaan yang ditawarkan.

Untuk bisa masuk ke Omah Kuno Miring ini kita perlu mengeluarkan biaya cukup Rp.20.000,- saja. Omah Kuno mulai bisa dikunjungi setiap hari dari pukul 09.00-16.00 WIB, dan khusus hari minggu sampai pukul 19.00 WIB. []

Menikmati Wahana Kolam Air di Galaxy Waterpark

Begitu banyak pilihan wisata air di Yogyakarta. Mulai dari wisata alamnya hingga wisata air buatan seperti kolam renang yang memiliki banyak wahana air. Wahana air di kolam renang semacam ini cocok dikunjungi untuk menghabiskan akhir pekan bersama keluarga atau serombongan teman sekolah atau pun teman kantor.

Wisata air ini adalah Galaxy Waterpark yang berlokasi di Bantul. Lokasinya berada di lingkup perkotaan Bantul dan Jogja. Untuk menuju ke sana hanya perlu mengikuti arah jalan Yogyakarta – Wonosari di KM 6, lokasinya berada di sebelah utara jalan. Tepatnya berada di alamat Jalan Wonosari KM. 6, Potorono, Banguntapan, Baturetno, Bantul.

Wahana ini dibangun di atas lahan seluas 2.5 hektare. Fasilitas yang ditawarkan pun beraneka ragam dan terdapat empat kategori kolam pemandian. Ada untuk balita, remaja, kolam arus, dan kolam olympic. Masing-masing kolam tentu memberi sensasi dan pengalaman seru tersendiri.

Di Galaxy Waterpark di lengkapi dengan wahana flying fox mempunyai ketinggian 15 meter dari atas tanah dengan rentang sepanjang 80 meter.

Kolam renang remaja dilengkapi dengan 2 waterslide setinggi 10 meter dan bisa berseluncur dari atas dengan body slide atau pun rafting slide. Sedangkan di kolam anak, terdapat wahana papan seluncur yang telah didesain sesuai keamanan anak-anak. Ada juga ember tumpah dan jembatan tali yang sangat seru untuk bermain. Terakhir ada kolam arus yang cocok untuk bersantai di atas ban karena arusnya tenang.

Fasilitas lain ada gasebo, food court, serta free wifi. Ada juga toilet dan mushala, dan tentunya tempat parkir yang luas.

Galaxy Waterpark dibuka setiap hari mulai pukul 09.00-17.00 WIB, untuk hari Senin sampai Jumat, dengan biaya Rp.25.000,-. Untuk hari Sabtu dan Minggu dibuka mulai pukul 08.00-17.00 WIB, dengan biaya Rp.30.000,- hingga Rp.35.000,-.

Sekian review tentang Galaxy Waterpark. Semoga bermanfaat dan bisa menjadi refrensi berwisata anda. []

Johnsto; Merasakan Menjadi Koboi Penunggang Kuda di Jogja

Mungkin menjadi koboi adalah cita-cita sebagian anak lelaki di masa kecilnya karena menonton tayangan heroik. Sebuah tempat wisata baru di Jogja kali ini seperti lokasi syuting film-film koboi. Tempat wisata yang menawarkan pengalaman berkuda, memanah, juga menikmati berbagai menu kuliner di Jogja.

Namanya adalah Johnsto Jogja Horse and Resto. Tempat yang sangat cocok dinkunjungi keluarga. Tempat ini didirikan di atas lahan seluas 4.000 meter per-segi. Lokasinya sangat mudah dijangkau dari pusat kota Jogja. Kita hanya perlu menempuh jalur kea rah utara sejauh 6 kilometer. Letaknya di selatan Terminal Jombor, atau di belakang Jogja City Mall. Yaitu di Kutu Patran, Sinduadi, Mlati, Sleman.

Johnsto menawarkan fasilitas berkuda mulai dari tujuan fun riding hingga riding class. Terdapat berbagai jenis kuda, ada kuda lokal, keturunan, kuda poni, hingga kuda impor dari Belanda. Meskipun di Johnsto kudanya sudah jinak dan terlatih, namun perlu waspada agar tidak membuat mereka panic. Karena bagaimanapun mereka tetaplah hewan.

Selain berkuda, panahan juga menjadi pilihan kegiatan yang menyenangkan. Jadi, kita bisa merasakan menjadi koboi sekaligus pemanah seperti di film-film.

Johnsto selain seru untuk berpiknik keluarga, tentu saja seru untuk mengabadikan momen karena tempatnya apik dijadikan spot foto. Alam hijau, langit luas, kuda cantik, dan hamparan padang rumput.

Untuk bisa merasakan menjadi koboi, biaya tiket untuk fun riding sebesar Rp.30.000,- untuk kuda besar, dan Rp.25.000,- untuk kuda kecil. Kita bisa menikmatinya untuk 3 putaran. Sedangkan untuk riding class atau belajar berkuda secara professional, biayanya Rp.175.000,- per-sesi selama satu jam latihan.

Sedangkan untuk panahan, satu sesi yang berdurasi 10 menit cukup dengan Rp.10.000,- sudah didampingi pelatih. Setelah berkuda dan memanah, alangkah baiknya kita menikmati hidangan di Resto Johnsto dengan harga yang masih sangat terjangkau dan citarasa yang unik. []

Kampung Anggur Bantul, Kampung Buah  yang Tak Kenal Musim

Bila anda berasal dari luar kota Jogja dan ingin menghabiskan akhir pekan, rasanya tidak akan puas bila hanya satu atau dua hari. Terlalu banyak objek wisata yang patut dikunjungi untut melepas penat. Namun jangan khawatir, karena Kampung Anggur Bantul menawarkan wisata dengan daya tarik tersendiri.

Sesuai dengan namanya, objek wisata ini berlokasi di Bantul, yang berada di sebelah selatan Kota Yogyakarta. Tepatnya di Desa Plumbungan, Gedongan, Sumbermulyo, Bambang Lipuro, Kabupaten Bantul. Atau untuk rutenya, kita bisa melihat juga melalui google maps.

Kampung Anggur ini bukanlah sebuah perkebunan luas yang panas dan bertanah. Objek wisata ini berada di area perkampungan, tepatnya di halaman rumah penduduk setempat. Yang mana mereka menyulap halaman kosong tersebut menjadi sebuah kebun yang bersih dan bebas debu. Dari jumlah rumah yang ada, yaitu 140 rumah, 70 diantaranya telah mengubah halamannya menjadi kebun anggur yang selalu siap panen.

Untuk memasuki kampung anggur ini tidak ada biaya tiket alias gratis. Biaya yang dikeluarkan adalah bila kita ingin memetik buah anggur ketika berkunjung. Semacam membeli buah tapi dari pohonnya langsung. Kita cukup membayar Rp.100.000,- utnuk tiap kilo buah yang kita petik. Sedangkan bila ingin membeli bibit pohon anggur, harganya dibanderol sekitar Rp.120.000 per-pohon.

Selain kita bisa memetik sendiri, juga bisa membeli bibit pohon anggur yang siap tanam, warga di sana juga akan memberikan pengetahuan tentang buah anggur ini.

Anggur yang berada di Kampung Anggur Bantul ini bukanlah anggur biasa. Jenis anggur yang ditanam adalah Anggur Varietas Ninel yang didatangkan dari Ukraina. Kelebihan anggur jenis ini yaitu tidak mengenal musim panen, sehingga anggur-anggur di kampung wisata ini selalu siap panen kapan pun anda datang berkunjung.

Bukan hanya berbuah sepanjang tahun saja. Tanaman di kampung Anggur ini mudah dikembangbiakkan dengan cara okulasi dan stek. Cara inilah yang memiliki daya tahan yang baik terhadap penyakit dan cuaca. Ketika kita berkunjung, para warga juga akan memberikan arahan tentang cara merawatnya.

Demikianlah informasi tentang Kampung Anggur Bantul. Semoga bisa menambah refrensi berwisata. []