Pantai Torohudan, Destinasi Pantai yang Menenangkan

Lagi-lagi Gunungkidul menawarkan pesona pantai. Pantai ini kecil, dengan garis pantai sekitar 50 meter saja. Diapit batu karang yang menjorok ke laut pada kanan dan kirinya, pantai ini justru membentuk semenanjung yang eksotis. Namanya Pantai Torohudan.

Pantai Torohudan memiliki pasir berwarna putih dengan teksturnya yang sedikit kasar, namun bersih. Di sekitar pantainya, kita akan melihat bebatuan karang berserakan berwarna kuning keemasan. Karang inilah yang jarang ditemui di pantai lain sehingga menjadi daya tarik tersendiri.

Selain pasir putih yang indah, pantai ini diapit oleh bukit karang, juga suasana pantainya menenangkan. Sehingga bagi kita yang berkunjung demi mencari sebuah ketenangan, maka Pantai Torohudan ini sangat cocok.

Sebenarnya pantai ini bukan merupakan kawasan wisata ramai. Para backpacker yang ingin menikmati keindahan alam, cocok untuk mendirikan tenda dan menikmati alam terbuka yang masih liar. Terlebih karena pantai ini memiliki cirri khas banyaknya pohon pandan laut yang rimbun. Pepohonan pandan ini membuat suasana pantai asri dan segar.

Akses yang dilalui untuk sampai ke pantai ini adalah jalan setapak, melewati bukit-bukit sebelah timur Pantai Ngrenehan  yang dilalui dengan tracking. Kendaraan memang tidak mungkin memasuki jalur ini. Sehingga kendaraan baik itu motor atau mobil hanya bisa sampai area parkir Pantai Ngrenehan yang bersebelahan dengan pantai ini.

Karena kendaraanmu hanya bisa sampai area parkir Pantai Ngrenehan, kamu akan membayar parkir kendaraan yaitu Rp5.000 per kendaraan. []

Pantai Mbirit, Surga Kecil yang Tersembunyi

 

 

Di Gunungkidul, kita tak pernah kehabisan tawaran wisata pantai. Selian terkenal dengan tebing karang yang menjulang, pasirnya yang putih, juga banyak yang seru untuk dijadikan tempat berkemping.

Kali ini kita akan dibawa ke surga, yang, lagi-lagi tersembunyi. Namanya Pantai Mbirit. Pantai Mbirit disebut surga yang tersembunyi karena lokasinya memang agak tersembunyi, cukup jauh dari hiruk pikuk kota. Dan pantai ini sangat cocok dikunjungi ketika libur tiba.

Pantai Mbirit memang tidak seluas pantai yang terkenal, pantai baron. Meski demikian, rasanya sangat disayangkan bila tidak berkunjung kemari. Mengapa? Karena kita akan diajak menyaksikan surga kecil yang tersembunyi, yang diapit oleh dua buah bukit karang. Di Pantai Mbirit ini suasananya terbilang sunyi.

Untuk bisa mencapai pantai ini, kita menempuh waktu 2 jam dari kota Jogja. Rute paling mudahnya mengikuti jalur Pantai Ngeden. Sebelum Pantai Ngeden akan ada pertigaan dan kamu harus mengambil arah kanan, menuju Pantai Butuh. Setelah bertemu area parkir kawasan pantai, pengunjung memarkir kendaraannya lalu berjalan kaki melewati perbukitan, sampai tiba di Pantai Mbirit sekitar 15 menit.

Menuju Pantai Mbirit kita perlu merogoh kocek sebesar Rp.10.000,- sebagai biaya retribusi per-orang. Kemudian membayar parkir seharga Rp.2000,- untuk motor dan Rp.5000,- untuk mobil.

Ketika mengunjungi Pantai Mbirit, alangkah baiknya kita membawa bekal makanan dan minuman sendiri dari rumah. Karena tidak banyak pedagang makanan, juga minuman sangat penting untuk bekal perjalanan demi menghindari dehidrasi. Dan fasilitas di pantainya pun belum begitu memadahi.

Meskipun belum terkelola dengan maksimal, bukan berarti pengunjung berhak membuang sampah sembarangan. Sediakan kantong plastik dalam tas untuk menyimpan sampah makanan dan minuman. []

Candi Kimpulan, Penemuan Bersejarah di Komplek Universitas Islam Indonesia

Ada yang berbeda dari pemandangan di perpustakaan Universitas Islam Indonesia (UII).  Bangunan tinggi yang terdiri dari delapan lantai itu berbentuk melengkung hampir setengah lingkaran. Lalu di bagian bawahnya terdapat kawasan yang melingkar dipagari dinding. Secara kebetulan, UII yang pada 2009 akan membangun pondasi untuk perpustakaan malah menemukan candi. Dengan ditemukannya candi ini, UII menjadi satu-satunya kampus yang memiliki candi.

Namanya adalah Candi Kimpulan. Nama ini disesuaikan dengan nama lokasi penemuannya yaitu di Dusun Kimpulan, Desa Umbulmartani, Ngemplak, Sleman karena belum ditemukan prasasti di dekat candi.

Candi Kimpulan ditemukan pada kedalaman kurang lebih 2,1 meter di bawah permukaan tanah. Kala ditemukan, candi ini secara keseluruhan dalam keadaan yang baik meskipun tertimbun endapan-endapan sedimen. Material-material yang menimbun Candi Kimpulan sudah dapat dipastikan tidak lepas dari aktivitas Gunung Merapi. Bangunan candinya sendiri disusun dari batuan andesit yang dibentuk dan diukir dengan rapi serta disusun tanpa menggunakan perekat/semen.

Candi Kimpulan bukanlah candi yang didirikan atas titah raja, tetapi atas kehendak masyarakat. Fungsi Candi Kimpulan merupakan bangunan untuk pemujaan. Sedangkan penemuan 12 buah batu bundar dimungkinkan sebagai tempat untuk prasarana upacara.

Untuk sampai ke candi, tentu kita harus menuju perpustakaan UII yang berada di Jalan Kaliurang KM.14. Kemudian masuk perpustakaan dan melengkapi persyaratan sebelum memasuki candi seperti melapor ke petugas dan mengisi buku tamu. Tidak ada pungutan biaya untuk dapat melihat keberadaan Candi Kimpulan ini.

Sampai saat ini, belum semua bagian dari situs Candi Kimpulan diteliti secara tuntas. Situs ini dilestarikan untuk dimanfaatkan sebagai sarana penelitian dan pendidikan. []

Panorama Indah Bukit Karst dan Kebun Melon di Pantai Porok

Sudah biasa manakala wisata pantai menawarkan panorama indah untuk berburu sunset. Namun mana lagi bila pantai kali ini dipadukan dengan perkebunan melon? Di Gunungkidul, Pantai Porok bukan hanya indah dengan pasir pantainya yang putih, tapi juga dengan kawasan karst atau bukit-bukit karang. UGM merintis perkebunan melon yang pertama di kawasan Gunungkidul ini sekitar tahun 2012. Sebuah pemandangan yang unik, mengunjungi sebuah pantai yang berdampingan dengan perkebunan melon.

Pantai Porok terbilang cukup luas. Banyak pohon cemara uang di sepanjang pantainya yang baik dimanfaatkan untuk sarana berteduh. Sementara pohon pandan tertanam sebagai batas wilayah tanah dan pasir.

Fasilitas di Pantai Porok terbilang cukup memadahi. Antara lain area parkir, kamar mandi, dan warung penjuan makanan sudah ada. Membawa bekal sendiri pun barangkali lebih menambah sensasi berpiknik sambil menikmati makanan, berteduh di bawah pohon cemara udang, dan ditemani hembus semilir angin.

Pantai Porok beralamat di Desa Kemadang, Kecamatan Tanjungsari, Kabupaten Gunungkidul. Atau kita bisa mengikuti rute dari Google Maps. Dari Kota Jogja kamu butuh waktu sekitar 1,30 menit untuk sampai, dengan menempuh jarak sekitar 70 km.

Seperti pantai-pantai di Gunungkidul pada umumnya, kita dikenai biaya retribusi sebesar Rp.!0.000,- per-orang. Selain itu juga biaya parkir Rp.2000,- untuk kendaraan motor dan Rp.5000,- utnuk mobil.

Untuk sampai di pantai ini, kita parkir di Pantai Sepanjang. Kemudian kita musti jalan kaki beberapa menit saja melewati bukit yang menanjak cukup tinggi. Tapi Setibanya di pantai, rasa lelah akan segera tergantikan dengan rasa kagum. []

Memancing dari Atas Tebing di Pantai Nungguran

 

Di Gunungkidul, wisata pantainya terkenal denga tipikal ombak yang besar dan terbilang ganas. Namun, Pantai Nungguran ini salah satu pantai yang ombaknya tenang. Suasana pantainya yang cenderung sepi juga cocok untuk dijadikan pilihan tempat camping.

Meskipun ombaknya yang terbilang tenang, namun pantai dengan tepian berupa tebing ini tidak cocok untuk kegiatan berenang atau bermain air. Rock Fishing adalah kegiatan yang bisa dipilih untuk menikmati keindahan Pantai Nungguran.

Kita harus berhati-hati karena tebingnya yang curam. Untuk bisa melakukan kegiatan rock fishing, kita hanya perlu duduk di sisi tebing dan melemparkan kail ke laut, lalu menunggu ikan atau lobster menghampiri umpan. Ketika menunggu, mungkin kita akan merasa bosan. Dengan begitu, ada baiknya kita membawa bekal makanan sambil menyantap, sambil menikmati semilir angin laut.

Karena lokasinya berupa tebing, tempat ini cocok untuk berburu sunset dan sunrise juga. Horizon pantainya membuat siapa saja bisa menebarkan pandangan sejauh mungkin. Apa lagi ketika sunset, begitu romantis dan dramatis pemandangannya.

Pantai ini terletak di Desa Girikarto, Kecamatan Panggang, Kabupaten Gunungkidul. Gesing adalah pantai yang paling dekat dengan pantai ini. Dari Kota Jogja, kamu bisa mencapai lokasi pantai ini sekitar 1 jam dengan kendaraan pribadi.

Rute yang bisa kamu lalui adalah Jl. Imogiri ke arah Panggang. Dari sana ke arah Desar Girikarto. Pada pertigaan Bolang belok ke kanan menuju Pantai Gesing, dan dari sana kamu bisa menanyakan kepada penduduk setempat karena belum ada papan penunjuk yang mengarahkan wisatawan ke pantai ini.

Seperti pantai-pantai lainnya, menuju Pantai Nungguran ini kita dikenai biaya retribusi sebesar Rp.3.000,- per-orang, kemudian biaya parkir Rp.5000,- per motor. []

Menyepi di Pantai Nglolang

Semua orang suka pantai, tapi tidak semua orang menginginkan pantai yang ramai pengunjung. Ada juga orang yang lebih nyaman dengan pantai yang sepi. Memang pantai yang ramai pasti memiliki fasilitas yang lengkap dan memadai. Namun kenyamanan tetaplah kenyamanan, kan.

Jika kamu sedang mencari pantai yang sepi, meski dengan fasilitas seadanya, maka kamu bisa mencoba pantai yang satu ini: Pantai Nglolang, yang berada di Gunungkidul, tepatnya di sebelah barat Pantai Sepanjang, Desa Kemadang, Kecamatan Tanjungsari, Gunungkidul. Karena ini adalah salah satu pantai terpencil di Jogja, jadi pantai ini tidak sepikuk pantai Jogja lainnya. Namun buat kamu yang senang wisata pantai sepi, ini tentu akan cocok buatmu.

Pantai ini berpasir putih dengan ombak bergulung-gulung tenang. Bila kamu mengunjungi pantai ini saat tak ada satupun pengunjung, kamu akan merasakan sensasi metafisis yang tak ada duanya kala mendengar gemerisik pasir, debur ombak yang menabrak karang, kesik dedaunan, dan gema suara-suara langit.

Jika datang bersama teman, di pantai sepi ini, kamu bisa membangun kemah, membuat api unggun sambil mempercakapkan hal-hal mendalam tentang hidup. Suasana di pantai sepi seperti ini membawa kita pada permenungan mendalam tentang apa makna hidup. Dan, jangan lupakan sunsetnya yang indah dan merona-rona memantul di permukaan laut. Bila air sedang surut, kamu bisa menyelam atau menangkap ikan dan membakarnya bersama teman-temanmu. Menarik, bukan?

Untuk mencapai Pantai Nglolang, dari Kota Jogja kamu akan menempuh jarak sekitar dua jam perjalanan menggunakan kendaraan pribadi. Melewati Jl. Wonosari, lalu Perempatan Sampan, arahkan kendaraanmu menuju Jalan Baron, lalu ke arah Kemadang. Baru dari sana arahkan kendaraan melewati Pantai Baron, Pantai Kukup, Pantai Sepanjang dan terakhir di Pantai Nglolang.

Untuk masuk ke Pantai Nglolang, kamu cukup membayar sebesar 10 ribu rupiah, dengan retribusi parkir sebesar 3 ribu. Tidak mahal, kan? Nah, selamat berlibur

Menikmati Sunrise di Puncak Suroloyo

 

Bila kamu seorang yang senang dengan objek wisata perpuncakan, tentu Puncak Suroloyo adalah salah satu daftar kunjunganmu, atau bila belum, segera jadwalkan untuk segera berlibur ke sana.

Puncak Suroloyo merupakan salah satu puncak tertinggi di perbukitan Menoreh. Di sini kamu bisa menikmati pagi yang semilir dan teduh, sambil melihat pemandangan matahari terbit.

Perbukitan Menoreh ini membentang begitu agung di barat laut Borobudur, bagaikan barisan raksasa yang melindungi Provinsi Yogyakarta. Saking agungnya, seorang pujangga dari Keraton Surakarta Ngabehi Yasadipura I pernah menulis karya sastra yang berjudul Serat Cabolek, sebagai rasa kagumnya akan keagungan alam Menoreh

Dalam karya sastra Serat Cabolek Ini diceritakan seorang Raden Mas Rangsang yang bergelar Sultan Agung Hanyokrokusumo mendapat ilham bahwa dia akan menjadi seorang penguasa di Tanah Jawa, namun dia harus melakukan dahulu sebuah perjalanan dari Keraton Kotagede hingga Perbukitan Menoreh.

Hal ini harus dia tunaikan agar bisa menjadi penguasa. Selain itu di salah satu puncak Perbukitan Menoreh, dia juga harus melakukan pertapaan. Sekarang ini tempat bertapa Raden Mas Rangsang tadi dikenal dengan nama Puncak Suroloyo dengan pemandangannya yang begitu indah.

Untuk mencapai Puncak Suroloyo, kamu akan menghadapi medan yang penuh kelokaan yang diapit oleh bukit dan jurang. Dan tentunya tidak jarang pula dibumbui dengan kelokan tajam yang membuat adrenalin terpacu.

Ada dua jalur untuk mencapai Puncak Suroloyo. Pertama, Jalan Godean – Jalan Sentolo – Jalan Kalibawang. Kedua, melewati Jalan Magelang – Pasar Muntilan – Kalibawang. Nah, untuk sampai ke Puncak Suroloyo, kamu harus menaiki setidaknya 300 anak tangga. Namun jangan khawatir, setelah lelah dan capai, keringatmu akan terbayar oleh indahnya puncak tersebut, serta matahari yang menyembul di ujung cakrawala.

Berada di Pegunungan Menoreh, Kulon Progo, Puncak Suroloyo bisa dicapai dari Kota Yogyakarta dalam waktu kurang lebih satu jam. Menariknya, dari menara pantau tertingginya yaitu pada ketinggian 1.019 mdpl, teman – teman traveler bisa melihat empat gunung sekaligus. Empat gunung tadi yaitu Gunung Merapi, Merbabu, Sindoro dan Sumbing.

Menikmati Kemurnian Pantai Greweng

 

Kamu bosan dengan objek wisata pantai yang gitu-gitu aja, dan membuat liburan dan rehatmu jadi lebih membosankan? Bila begitu kamu butuh Pantai Greweng, pantai dengan alam yang benar-benar menyajikan lingkungan yang segar. Cocok untuk kamu yang suka berpetualang.

Pantai Greweng adalah satu pantai tersembunyi di Yogya. Memiliki suasana tenang, dengan debur ombak dan kemerisik pantai, serta suara burung-burung akan melengkapi petualangan dan liburanmu menjadi lebih indah dan mengesankan. Dan kamu akan menyadari perbedaan yang signifikan, antara dunia rutinitasmu selama ini dan apa yang baru saja kamu rasakan ketika tiba di Pantai Greweng.

Bukit-bukit hijau yang mengapit pantai dengan pasir putih dan lembut. Bila kamu datang bersama teman-teman terdekatmu pantai sunyi ini akan menjadi tempat yang cocok untuk saling bercerita, atau berbagi keceriaan dan kegembiraan.

Di pantai ini terdapat bukit bebatuan karst yang membentuk goa. Konon, dulu Presiden RI pertama yaitu Ir. Soekarno dulunya sempat bertapa tujuh hari tujuh malam di gua tersebut. Tapi terlepas dari itu, tidak jarang orang yang tahu pantai ini datang dengan perlengkapan camping mereka, dan memasang tenda di sekitar goa yang kosong.

Biasanya mereka datang bergerombol, membawa perlengakapn kemah: tenda, gitar, alat masak, tikar, serta makanan dan minuman. Malam harinya, mereka memasang api unggun dengan membeli kayu terlebih dulu pada penduduk setempat. Kayu untuk api unggun dijual seharga 10 ribu rupiah.

Lambat laun, Pantai Greweng mulai diperlengkapi dengan fasilitas umum seperti toilet untuk MCK dan warung makan.

Sebelum mengunjungi Pantai Greweng, persiapkan terlebih dahulu fisikmu, karena jarak area parkir dan pantai ini lumayan menguras tenaga. Dan kamu harus berjalan melalui ladang-ladang penduduk, dan bukit karst yang tinggi. Meski setelahnya lelahmu akan terbayarkan dengan pemandangan yang menghampar di Pantai Greweng.

Pantai ini bersebelahan dengan Pantai Wediombo. Tepatnya di Desa Jepitu, Kecamatan Girisubo, Gunungkidul. Dari kota Jogja, kamu menuju ke Pantai Wediombo, melalui Wonosari. Setelah melewati Semanu, kamu akan lewat Pasar Munggi hingga Balong. Di pertigaan Balong, ambil arah ke Jepitu, lalu ke arah Pantai Wediombo.

Nah, di pantai ini kamu harus memarkir kendaraan lalu lanjut tracking ke arah Pantai Jungwok. Lalu sekitar 20 menit dari jalan setapak itu, kamu akan bertemu pertigaan lagi, dan harus ambil kiri searah dengan jalur ke Pantai Sedahan.

Untuk masuk ke Pantai Greweng kamu dikenakan biaya sebesar 10 ribu per-orang, dengan retribusi 3 ribu rupiah. Bila menginap 5 ribu. Sementara untuk retribusi mobil sebesar 5 ribu rupiah dan bila menginap 10 ribu rupiah.

Pesona Tebing Pantai Kobra

 

Bila kamu penggemar pantai sepi yang belum banyak terjamah pengunjung, dan dengan fasilitas seadanya, maka Pantai Kobra cocok untukmu. Hah, Pantai Kobra? Ya, kamu tidak salah dengar. Namun tenang saja, pantai ini bukan sarang kobra atau mempunyai legenda yang berhubungan dengan ular berbisa itu. Pantai ini sama belaka dengan pantai-pantai lain, yang membedakan adalah sensasinya.

Pantai Kobra terleta di Wiloso, Girikarto, Panggang, Gunung Kidul. Di sini kamu akan mendapati sebuah pantai yang masih sangat alami dan masih asli. Dan pantai ini tidak berpasir putih. Panta ini banyak dipenuhi tumbuhan, rerumputan hijau yang luas dan sebuah  perbukit karst. Seperti banyak perbukitan karst yang juga mendominasi lansekap pantai-pantai di selatan Jawa.

Selain tidak berpasir putih, yang memebadakan Pantai Kobra dengan yang lainnya adalah tebing. Jadi, di sini kamu akan kesusahan bila hendak bermain air, karena kontur tanahnya yang tidak melandai, melainkan bertebing. Pantai seperti ini cocok untuk kamu yang hobi memancing sambil menikmati suasana alam dan debur ombak yang menabrak karang.

Atau bagi kamu penggemar sunset, kamu akan mendapati matahari terbenam yang menawan dari tebing pantai ini. Topografi pantai yang berupa perbukitan memang membuat hal ini mungkin, menikmati matahari terbenam tanpa terhalang pandangan.

Di sekitar pantai, terdapat hamparan rumput yang menyejukkan pandangan. Ditambah lagi, di sekitar pantai juga terdapat pepohonan yang dimiliki oleh penduduk setempat. Meski, menurut warga setempat, Pantai Kobra belum lagi dikelola dengan baik oleh pemerintah setempat.

Untuk kamu yang tertarik ke Pantai Kobra, dari Kota Yogya, kamu akan menempuh jarak sekitar 65 km atau satu jam perjalanan.

Berlibur ke Pantai Butuh

 

Jika kamu seorang pecinta pantai, pasti kamu akan mencari pantai-pantai kecil yang jarang terekspos oleh media. Pantai yang masih jarang dikunjungi, meski dengan fasilitas seadanya. Dan, tentu, itu bukan masalah buatmu. Sebab bagimu, pantai adalah pantai: tempat semua orang melepas penat setelah bekerja sepanjang pekan, dan sesekali bermeditasi. Jika kamu masuk dalam kategori tersebut, kamu tak boleh melewati pantai yang satu ini: Pantai Butuh, berada di Desa Krambilsawit, Kecamatan Saptosari, Gunungkidul. Letaknya sejalur dengan Pantai Ngeden dan Pantai Mbirit.

Fasilitas di pantai ini memang belum begitu memadai dan minim pengelolaan, namun kamu yang suka dengan petualangan tentu akan menyukainya. Dan justru, dengan kurangnya fasilitas, ini akan menjadi nilai lebih, dan kamu akan lebih bisa menikmati sebagaimana pantai adanya, yang belum banyak tersentuh tangan manusia.

Pantai Butuh diapit oleh dua tebing karang. Pemandangan di sekitar pantai didominasi oleh pasir putih dan karang-karang kecil yang berserak. Di sekitar pantai juga tumbuh sejumlah tanaman liar, sehingga pantai tampak alami dan masih belum terjamah siapapun.

Pantai ini mempunyai gelombang yang tinggi, sehingga kamu tidak diperkenankan bermain di airnya. Sementara bila sedang surut, air akan mencapai tepi pantai yang agak curam. Namun jangan khawatir, dengan kondisi seperti itu, kamu bisa menikmati suasana pantai seutuhnya dan melakukan hiking melalui sejumlah pantai alami di kecamatan Saptosari, Gunungkidul ini.

Untuk mencapai pantai ini, dari Kota Jogja, kamu akan menempuh sekitar 1,5 jam perjalanan. Melalui Wonosari, kamu ke Playen Paliyan. Begitu sampai di Saptosari, ambil arah ke Desa Krambil Sawit. Sebelum tiba di Pantai Ngeden, belok kanan ke sebuah pertigaan kecil. Dari pertigaan ini, kamu akan sampai di Pantai Butuh.

Untuk masuk ke Pantai  Butuh, kamu akan dikenakan biaya sebesar 10 ribu, dengan retribusi 2 ribu. Murah, kan? Karena berdekatan dengan pantai lainnya, kamu juga bisa memarkir kendaraan di Pantai Ngeden, lalu trekking di sepanjang jalur pantai hingga tiba di pantai ini.

Jangan lupa membawa sejumlah perbekalan; makanan, obat-obatan, batre hape atau kamera yang penuh, karena di sini fasilitas untuk memenuhi itu masih belum ada. Selamat berlibur!