Refreshing di Danau Situ Gede Bogor

Objek wisata alam satu ini adalah yang paling terkenal di Kota Bogor. Situ Gede namanya. Danau Situ gede dahulunya sebelum di jadikan tempat wisata berfungsi sebagai area penyimpanan air yang digunakan untuk mengairi sawah disekitaran danau.

Di tengah danau tersebut, terdapat makam Eyang Prabudilaya yang merupakan tokoh penguasa yang melegenda bagi masyarakat Bogor. Di lingkungan danau ini, kamu akan dihaturkan pemandangan danau yang indah, suasana yang asri, serta udara yang segar.

Kamu bisa menikmatinya sambil memancing dengan menyewa rakit yang tersedia, makan-makan di warung-warung pinggir danau dengan menu utama ikan bakarnya, atau sekedar mengudap kelapa muda di pinggir danaunya.

Untuk harga tiket masuk danau situ gede ini yaitu sebesar Rp. 4000 dan untuk Rp 2000 untuk anak anak. Ditamabah biaya parkir bagi anda yang membawa kendaraan pribadi sebesar Rp 2000 untuk kendaraan roda dua dan Rp 2500 untuk kendaraan roda empat. Danau situ gede merupakan salah satu wisata murah yang ada di Bogor.

Situ Gede berada di Jl. Cilubang Malang No.37, Bogor Bar., Kota Bogor, Jawa Barat 16115, Indonesia. Untuk mencapai Situ Gede, kamu dapat menaiki angkot 3 jurusan baranangsiang – bubulaak dari terminal baranangsiang. Setelah sampai di bubulauk lalu lanjutkan perjalanan dengan menaiki angkot 15 jurusan situ gede bogor atau bisa juga dengan naik ojek. Dan bagi anda yang menggunkan kendaraan pribadi sebagai alat transportasi menuju tempat wisata ini maka anda dapat mengikuti panduan dengan maps yang tersedia di Google Maps

Situ Gede pun sudah dilengkapi fasilitas yang memadai, yaitu: Gazebo Taman, Masjid, ParkirArea, Perkemahan, Toilet.

Masjid Kotagede, Masjid Tertua yang Masih Kokoh

 

Kotagede memiliki suasana magis tersendiri ketika kita menjejakkan kaki ke sana. Bangunan-bangunan di sekitar jalan yang masih dengan gaya rumah kolonial memberi kesan tua dan kuno. Bila berkelana  ke Kotagede tidak akan lengkap jika tidak berkunjung ke Masjid Kotagede, bangunan tempat ibadah islam yang tertua di Yogyakarta.

Mungkin di Kotagede yang terkenal adalah tempat pemakaman raja Mataram. Namun sebenarnya, bangunan masjid yang sering kali terlewatkan ini sebenarnya memiliki sisi keunikan yang luar biasa. Masjid yang berdiri sekitar tahun 1640-an ini memiliki cerita pada setiap pirantinya.

Sebelum memasuki kompleks masjid, kita akan menemui sebuah pohon beringin yang konon usianya sudah ratusan tahun. Pohon itu tumbuh di lokasi yang kini dimanfaatkan untuk tempat parkir. Karena usianya yang tua, penduduk setempat menamainya “Wringin Sepuh” dan menganggapnya mendatangkan berkah. Keinginan seseorang, menurut cerita, akan terpenuhi bila mau bertapa di bawah pohon tersebut hingga mendapatkan dua lembar daun jatuh, satu tertelungkup dan satu lagi terentang.

Berjalan mengelilingi halaman masjid, akan dijumpai perbedaan pada tembok yang mengelilingi bangunan masjid. Tembok bagian kiri terdiri dari batu bata yang ukurannya lebih besar, warna yang lebih merah, serta terdapat batu seperti marmer yang di permukaannya ditulis aksara Jawa. Sementara tembok yang lain memiliki batu bata berwarna agak muda, ukuran lebih kecil, dan polos. Tembok yang ada di kiri masjid itulah yang dibangun pada masa Sultan Agung. Sementara tembok yang lain merupakan hasil renovasi Paku Buwono X. Tembok yang dibangun pada masa Sultan Agung berperekat air aren yang dapat membatu sehingga lebih kuat.

Masjid yang usianya telah ratusan tahun itu hingga kini masih terlihat hidup. Warga setempat masih menggunakannya sebagai tempat melaksanakan kegiatan keagamaan. Bila datang saat waktu sholat, akan dilihat puluhan warga menunaikan ibadah. Di luar waktu sholat, banyak warga yang menggunakan masjid untuk tempat berkomunikasi, belajar Al Qur’an, dan lain-lain. []

Kenikmatan Kuliner Soto Jogja di Warung Soto Cokro Kembang

 

Jogja memang terkenal dengan kulinernya yang menis-manis. Umumnya kita mengetahui Gudeg sebagai sajian utama bila ingin mencicipi uniknya kuliner Jogja. Selain Gudeg, soto juga menjadi pilihan yang tepat. Kali ini Warung Soto Cokro Kembang menawarkan keunikannya tersendiri.

Ada sesuatu berbeda bila kita mendatangi warung ini. Tak percaya, cobalah ke Sleman Utara maka akan kamu temukan Warung Soto Cokro Kembang dimana semua pengunjung akan lepas alas kaki alias ‘nyeker’.

Sajian utama di Warung Soto Cokro Kembang adalah Soto Daging Sapi khas Madiun. Mungkin kita berpikir tentang sensasi rasa apa yang ditawarkan, di warung ini sensasi yang ditawarkan adalah makan soto dengan lantainya yang berupa kolam ikan. Kita duduk di meja makan seperti biasa, kemudian membiarkan ikan-ikan di kolam tetap berenang.

Ketika berada di Warung Soto Cokro Kembang, kita tidak perlu khawatir basah. karena tinggi air hanya beberapa centimeter saja. Cukup lepas alas kaki dan gulung celana maka sensasi itu di dapat.

Kita juga tidak perlu membayar mahal untuk bisa menikmati soto dan merasakan sensasi makan di atas kolam. Kita cukup cukup merogoh beberapa lembar uang Rp 5.000,- saja. Semisal untuk soto daging sapi cukup ditebus dengan Rp 8.000,- saja.

Selain menu soto, ada juga pilihan lain yaitu nasi ungu. Nasi ini menjadi ungu karena dibutanya dicampur ubi ungu. Nasi uduk pun juga tersedia. Jadi kita bisa memilih makanan sesuai selera sambil merasakan sensasi kolam.

Lokasi Warung Soto Cokro Kembang tidak jauh dari Gunung Merapi. Maka bila cuaca mendukung, puncak Gunung Merapi akan terlihat begitu cantik. Warung berada di kanan jalan, persisnya ada di Jalan Ngaglik, Dusun Sawahan Lor, Desa Wedomartani, Kecamatan Ngemplak, Sleman. Mereka buka dari pagi pukul 09.00 WIB hingga 17.00 WIB. []

Memacu Adrenaline di Geosite Ngingrong

 

Kini wisata digital semakin banyak bermunculan di berbagai kota di Indonesia, tak terkecuali di Yogyakarta; kota yang sarat dengan wisata-wisata alam dan budaya. Di antara sekian wisata digital di Yogyakarta, kamu harus mencoba Pasar Ngingrong yang ada di kawasan Goa Ngingrong, Desa Mulo, Wonosari, Gunungkidul.

Wisata ini telah dinobatkan sebagai wisata digital rasa kearifan lokal, pun kawasan tempat Pasar Ningrong berada, yaitu Geopark Gunung Sewu, merupakan geosite kawasan UNESCO Global, dan diresmikan pada 8 September 2018 lalu. Peresmian ini melibatkan Dinpar Gunungkidul, Dispar DIY dan Kementrian Pariwisata melalui Generasi Pesona Indonesia (Genpi) Jogja.

Apa yang istimewa dari Pasar Ngingrong ini?

Begitu turun dari kendaraan, kamu akan mendapati batu yang tertata rapi dan hamparan pohon hijau perbukitan yang membuat mata tenang dan jernih dan teduh. Pengalaman mata tak akan lengkap tanpa pengalaman lidah. Di sini pun terdapat berbagai kudapan lezat.

Bagi para penyuka olahraga yang memacu adrenaline, bersenang-senanglah sebab kamu akan diajak caving atau menyusur gua dengan dinding dan pijakannya yang licin. Di sini kamu harus turun ke lembah hingga kedalaman kurang lebih 100 meter. Sebelum masuk, kamu akan mendapati tebing dengan lafadz Allah dan gambar menyerupai sosok yang sedang sholat.

Selain caving ada juga jemparingan, belajar memanah gaya Mataram, reppelling atau menuruni tebing dengan bantuan tali, rockclimbing atau panjat tebing, hingga flying fox. Semua olahraga adrenaline itu bisa kamu dapatkan di satu tempat. Seru, kan?

Selain Pasar Ngingrong, rasa-rasanya tak banyak tempat wisata yang menawarkan keasyikan pemandangan, kuliner, dan wahana olahraga seperti di sini.

Menikmati Kuliner Tradisional di Pasar Pahing Al Mumtaz Gunungkidul

 

Pasar Pahing Al Mumtaz dibuka sejak bulan Oktober 2018. Lokasinya di Dusun Kerjan, Kelurahan Beji, Kecamatan Patuk, Kabupaten Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta. Lokasinya yang bergabung dengan Pondok Pesantren Al Mumtaz ini tidak buka setiap hari, melainkan setiap Minggu Pahing saja.

Makanan yang dijual tentu sudah jarang ditemukan di kota. Mulai dari thiwul, cenil, dawet, pecel, sempol dan aneka menu makanan tradisional lainnya, dan itu semua bisa membawa kita bernostalgia ke masa kecil dulu.

Transaksi di Pasar Pahing Al Mumtaz tidak menggunakan uang kertas. Ketika memasuki kawasan pasar, kita menukar uang kertas uang kayu berbentuk seperti koin dengan stempel yang didapat dari petugas.

Pasar Pahing Al Mumtaz adalah Ketua Pondok Pesatren Al Mumtaz Gunungkidul. Tujuannya adalah untuk mendongkrak ekonomi masyarakat sekitar. Pondok Pesantren Al Mumtaz ingin santrinya dan masyarakat sekitar pondok bisa sama-sama sukses dan bahagia bersama sesuai dengan ajaran Islam.

Masyarakat sekitar merespon positif dan wisatawan juga senang menikmati jajanan yang diperjual-belikan. Terbukti bahwa setiap minggunya Pasar Pahing Al Mumtaz ini selalu dipenuh sesaki oleh pengunjng untuk bernostalgia dengan jajanan tradisional. []