Berlibur ke Pantai Butuh

 

Jika kamu seorang pecinta pantai, pasti kamu akan mencari pantai-pantai kecil yang jarang terekspos oleh media. Pantai yang masih jarang dikunjungi, meski dengan fasilitas seadanya. Dan, tentu, itu bukan masalah buatmu. Sebab bagimu, pantai adalah pantai: tempat semua orang melepas penat setelah bekerja sepanjang pekan, dan sesekali bermeditasi. Jika kamu masuk dalam kategori tersebut, kamu tak boleh melewati pantai yang satu ini: Pantai Butuh, berada di Desa Krambilsawit, Kecamatan Saptosari, Gunungkidul. Letaknya sejalur dengan Pantai Ngeden dan Pantai Mbirit.

Fasilitas di pantai ini memang belum begitu memadai dan minim pengelolaan, namun kamu yang suka dengan petualangan tentu akan menyukainya. Dan justru, dengan kurangnya fasilitas, ini akan menjadi nilai lebih, dan kamu akan lebih bisa menikmati sebagaimana pantai adanya, yang belum banyak tersentuh tangan manusia.

Pantai Butuh diapit oleh dua tebing karang. Pemandangan di sekitar pantai didominasi oleh pasir putih dan karang-karang kecil yang berserak. Di sekitar pantai juga tumbuh sejumlah tanaman liar, sehingga pantai tampak alami dan masih belum terjamah siapapun.

Pantai ini mempunyai gelombang yang tinggi, sehingga kamu tidak diperkenankan bermain di airnya. Sementara bila sedang surut, air akan mencapai tepi pantai yang agak curam. Namun jangan khawatir, dengan kondisi seperti itu, kamu bisa menikmati suasana pantai seutuhnya dan melakukan hiking melalui sejumlah pantai alami di kecamatan Saptosari, Gunungkidul ini.

Untuk mencapai pantai ini, dari Kota Jogja, kamu akan menempuh sekitar 1,5 jam perjalanan. Melalui Wonosari, kamu ke Playen Paliyan. Begitu sampai di Saptosari, ambil arah ke Desa Krambil Sawit. Sebelum tiba di Pantai Ngeden, belok kanan ke sebuah pertigaan kecil. Dari pertigaan ini, kamu akan sampai di Pantai Butuh.

Untuk masuk ke Pantai  Butuh, kamu akan dikenakan biaya sebesar 10 ribu, dengan retribusi 2 ribu. Murah, kan? Karena berdekatan dengan pantai lainnya, kamu juga bisa memarkir kendaraan di Pantai Ngeden, lalu trekking di sepanjang jalur pantai hingga tiba di pantai ini.

Jangan lupa membawa sejumlah perbekalan; makanan, obat-obatan, batre hape atau kamera yang penuh, karena di sini fasilitas untuk memenuhi itu masih belum ada. Selamat berlibur!

Pantai Peyuyon, Pantai Tersembunyi di Gunung Kidul

 

Gunungkidul memang terkenal dengan wisata airnya. Mulai dari pantai hingga jelajah sungai yang mengalir di bawah goa. Pantai kali ini belum begitu ramai dikunjungi karena tempatnya yang tersembunyi. Surga yang tersembunyi ini bernama Pantai Peyuyon. Lokasinya berada di Desa Kanigoro, Kecamatan Saptosari, Kabupaten Gunungkidul.

Pantai Peyuyon dikatakan baru karena baru dibuka tahun 2017. Akses menuju pantai ini juga belum begitu memadai. Meskipun begitu, perihal akses bukan masalah besar. Sebab bila kita sudah bertemu pantainya, maka segala penat dan lelah akan segera sirna. Itu semua karena suasana pantainya yang tenang dan damai.

Suasana pantainya membuat kita merasa menikmati pantai pribadi. Keberadaannya yang diapit oleh dua tebing kokoh berada di sisi barat dan timur. Pemandangan di pantai ini pun semakin menawan dengan rimbunnya pohon pandan di sekitar pantai.

Pantai Peyuyon menjadi rekomendasi untuk kalian yang suka camping. Tentu saja selain karena pemandangannya yang eksotis, adalah karena suasananya yang tenang. Sehingga terasa lebih menyatu dengan alam. Mendirikan tenda pun lebih baik tidak di area pasir karena mengantisipasi terjadinya air pasang. Sehingga baiknya mendirikan tenda di Bukit Widodaren.

Untuk mencapai Pantai Peyuyon, kita bisa melalui jalur yang sama dengan Pantai Ngrenehan. Sekitar 3 km dari Pantai Ngrenehan kita akan melalui medan berupa batuan kapur yang cukup terjal dengan deretan hutan jati di kanan-kiri jalan.

Dari area parkir kendaraan kita masih harus berjalan sekitar 500 meter untuk tiba di Pantai Peyuyon. Di sepanjang jalur tracking kita akan dimanjakan dengan suasana alam yang begitu damai dengan kicauan burung yang menemani. Tiba di ujung perjalanan, kita akan menuruni tebing setinggi kurang lebih 4 meter melalui tangga kayu sederhana dan langsung berada di bibir pantai. Sebuah perjalanan yang seru, bukan! []

Museum Pendidikan Indonesia, Pilihan Wisata Edukasi di Yogyakarta

Yogyakarta memiliki banyak pilihan wisata edukasi. Salah satunya adalah Museum Pendidikan Indonesia (MPI). MPI pertama kali digagas oleh Rektor UNY yang menjabat pada saat itu, Prof. Dr. Sugeng Mardiono Ph.D., yang kemudian dikembangkan oleh Universitas Negeri Yogyakarta (UNY), diresmikan pada 8 Juli 2008 oleh Sri Sultan Hamengkubuwono X. MPI merupakan museum pendidikan pertama di Indonesia yang mengoleksi benda-benda bersejarah yang memiliki kaitan dengan pendidikan di Indonesia.

MPI berada di utara Gedung Rektorat, alamatnya di Jalan Colombo No 1, Karangmalang, Depok, Sleman, Yogyakarta. Museum ini buka dari pukul 07.30 – 15.00 WIB untuk hari Senin-Kamis, sedangkan Jumat tutup satu jam lebih cepat. Sabtu & Minggu khusus hanya dibuka bila ada wisatawan rombongan dan telah melakukan reservasi sebelumnya.

MPI memiliki beberapa ruang galeri, diantaranya adalah galeri 1 berisi koleksi foto dan peralatan sekolah; galeri 2 berisi informasi tentang tokoh-tokoh pendidikan; galeri 3 koleksi media pembelajaran. Ada pun Ruang Apresiasi Karya dan Ruang Cinema yang berkapasitas 116 kursi dengan kualitas sound dolby surround.

Benda koleksi di MPI didapat dari dana hibah, pembelian, dan penitipan. Ada juga yang didapat dari Museum Dewantara Kirti Griya dan arsip kurikulum dari kementerian.

MPI hanya membeli koleksi dari orang yang mempunyai cerita tentang kileksi tersebut, tentunya yang berhubungan dengan sejarah pendidikan. Koleksi yang didapat dari pembelian contohnya kertas merang yang terbuat dari bubur merang.

Sedangkan untuk barang yang dititipkan, tentu memiliki syarat juga. Syaratnya haruslah barang antik dan boleh diperlihatkan kepada khalayak. Contohnya ada titipan yaitu naskah tentang sejarah Indonesia.

Bagi yang berkunjung sendirian, tidak dikenakan biaya. Sedangkan untuk rombongan dikenai Rp.2.500,- masing-masing. []

Infinity World, Taman Berfoto yang Unik Di Dalam Mall

 

Wisata Jogja tidak ada habisnya. Kini wisata kekinian dengan spot foto yang instagramable makin banyak. Salah satuyang bisa kita tuju adalah Infinity World Jogja yang berada di lantai 2 Sleman City Mall. Wisata ini tergolong cocok untuk kalian yang suka berfoto karena keunikan dan cirri khas yang dimiliki tempat ini.

Ada banyak sekali spot foto dengan berbagai tema sehingga pengunjung bebas memilih untuk berfoto dengan latar tema seperti apa. Keunikan tempatnya membuat pengunjung pecinta selfie menjajal satu-satu spot fotonya.

Infinity World baru dibuka pada Desember 2018 lalu. Meskipun begitu, tempat ini telah dilengkapi dengan fasilitas yang menunjang. Sementara letaknya yang berada di dalam mall, tentu saja menawarkan berbagai fasilitas dan kenyamanan yang lebih.

Demi kenyamanan pengunjung dan memberikan daya tarik lebih, tempat ini juga mengagendakan untuk menambah atau mengubah spot foto secara reguler sehingga lebih bervariasi dan tidak membosankan. Tema tersebut diantaranya retro hingga tema anak-anak yang tak kalah menarik.

Terdapat spot yang paling mencuri perhatian. Yaitu sebuah ruangan gelap yang dipenuhi lampu, kolam bola, ruang lampion. Dan ada juga yang menjadi favorit adalah Crazy Climbing yang berlatar bangunan rumah dengan efek tiga dimensi.

Infinity World buka setiap hari mulai pukul 10.00 WIB – 22.00 WIB. Untuk bisa menikmati keseruan wisata selfie di Infinity World ini pengunjung dikenakan tiket masuk sebesar Rp 40.000 untuk dewasa dan Rp 30.000 untuk anak-anak.  Khusus untuk akhir pekan, dikenakan tiket masuk sebesar Rp 50.000 untuk dewasa dan Rp. 40.000 untuk anak-anak. []

Berburu Sunrise di Gunung Ireng Pengkok, Kabupaten Gunungkidul

 

Puncak perbukitan memang selalu menarik untuk dijadikan tempat berburu sunrise maupun sunset. Perbukitan yang menarik kali ini adalah Gunung Ireng Pengkok. Lokasinya berada di Ngrancahan, Pengkok, Patuk, Gunung Kidul, Daerah Istimewa Yogyakarta. Tempat ini dibuka 24 Jam sehingga kita bisa ke sana kapan pun kita ingin. Tentu dengan biaya tiket yang murah meriah, Rp.5000,-.

Gunung ini dinamakan Gunung Ireng Pengkok karena Black Hill yang melekat pada tempat ini tidak terlepas dari kondisi batuan vulkanik di puncaknya yang berwarna hitam dengan sedikit tanaman di sekitarnya.

Objek wisata ini mulai dikembangkan pada tahun 2010, kemudian resmi dibuka sebagai objek wisata pada tahun 2013 dan hingga kini telah memiliki fasilitas yang cukup baik. Mulai dari area parkir, toilet, mushola, gazebo hingga warung makanan. Di kawasan Gunung Ireng juga terdapat beberapa spot cantik yang bisa digunakan untuk berfoto selfie dengan background deretan Gunung Sewu yang masih sangat alami.

Tempat berburu sunrise maupun sunset yang cantik ini, selain menawarkan keindahan alam, juga rupanya memiliki mitos. Mitos yang dipercaya yakni sebuah simbol keberadaan watu lumpang yang memiliki cekungan 5 buah sebagai simbol dari Rukun Islam. Masih di kawasan yang sama, konon konon sering terdengar suara gejog lesung yang suaranya bahkan terdengar hingga ke wilayah Bantul. Namun ketika dicari sumber suara tersebut, ternyata tidak ada.

Namun meskipun demikian, perihal mitos, dimanapun kita berada tetaplah harus bersikap sopan dan menghargai. Termasuk ketika berkunjung ke Gunung Ireng Pengkok ini. Alam telah menyuguhkan keindahan ketika momen sunrise di puncak Gunung Ireng menghadirkan nuansa alam yang begitu epic dengan hamparan kabut tipis yang menyelimuti area sekitar. []

Gunung Bagus, Bukit Telletubies di Kabupaten Gunungkidul

 

Biasanya kita mengenal Gunungkidul dengan pesona pantainya yang luar biasa, dengan pasir putihnya yang cantik. Namun sesekali tidaklah ke pantai, ada pilihan lain yaitu Gunung Bagus. Sebuah tempat yang mirip dengan bukit telletubies ini selain sebagai tempat untuk melepas penat saat weekend, juga bisa digunakan untuk lokasi pemotretan prewedding kamu dan pasangan.

Lahan bekas hutan jati ini dimanfaatkan warga untuk dijadikan kebun jagung yang luasnya 80 hektar lebih. Warga sekitar tidak terpikir menjadikannya tempat wisata, namun Gunung Bagus sangat viral di media sosial sehingga mengundang wisatawan.

Lokasi Gunung Bagus ini terletak di Desa Paliyan, Kabupaten Gunungkidul, Jogjakarta. Atau sekitar 1 jam 22 menit jika ditempuh dengan menggunakan kendaraan roda empat dengan kondisi jalanan ramai lancar. Jika anda kesulitan menemukan lokasinya, bisa juga menggunakan bantuan Google Maps atau bertanya kepada masyarakat sekitar.

Gunung Bagus juga disebut-sebut menyerupai kawasan bukit Warinding di Sumba, Nusa Tenggara Timur. Hamparan tanaman jagung yang berwarna hijau dan tinggi sedada itulah yang membuat gunung bagus kidul ini kemudian menjadi daya tarik utama bagi wisatawan yang berkunjung.

Karena tujuan digarapnya Gunung Bagus bukanlah untuk objek wisata, maka tidak ada pungutan biaya untuk tiket masuknya. Hanya saja kita dikenai biaya parkir. Fasilitas pun tidak disediakan. Bila mencari warung pun cukup jauh dari lokasi. Jadi bagi anda yang hendak berkunjung ke Gunung Bagus, alangkah baiknya membawa bekal sendiri dari rumah. []

Bukit Pandawa: Tempat Asyik Berburu Matahari Terbit-Terbenam

 

Kamu pemburu matahari terbit dan terbenam? Berarti Bukit Pandawa Godean harus ada dalam daftar buruanmu.

Bukit yang terletak di Dusun Jering, Desa Sidorejo, Godean, Sleman ini memiliki kontur tanah yang jarang ada di tempat lain. Menurut Dr. Jatmiko, yang dikutip senayan post: kawasan Bukit Pandawa memiliki struktur geologi yang sangat langka. Ditemukan lava sisa gunung berapi purba yang diperkirakan usianya mencapai 30 juta tahun. Masih menurut Jatmiko struktur unik ini sangat jarang ditemukan ditempat lain.

Barangkali perbandingannya dengan Bayat Klaten. Namun diyakini yang ada di Bukit Pandawa lebih baik. Maka kita bisa berharap pemerintah akan membangun museum geologi untuk proses penelitian dan pembelajaran.

Kini Bukit Pandawa sering dipakai untuk berburu matahari terbit atau terbenam. Sering juga ada offroader yang sedang melakukan latiihan. Selain itu tempat ini pun cocok untuk senam pagi.

Lokasi Bukit Pandawa sangat mudah diakses: Dari pusat kota atau Tugu Jogja kamu meluncur ke arah Kulonprogo. Setelah melintasi Pasar Godean sekitar 500 meter nanti ambil arah kanan melalui Gerbang Dusun Berjo Lor.

Dari sini perjalanan masih lurus hingga bertemu dengan pertigaan Dusun Pare 2, kemudian ambil arah kiri. Dari situ lokasinya sudah dekat. Namun bila masih bingung, kamu bisa tanya ke warga setempat. Mereka akan membantu dengan senang hati.

Bila hendak berkunjung, sangat disarankan untuk datang pada Minggu pagi pasaran Pon. Karena bila lelah dengan aktifitasmu di sana, kamu bisa  melipir ke Pasar Godean untuk mengikuti Ponponan. Di Ponponan kamu bisa menemukan banyak hal selain kuliner: antara lain pasar burung dan tanaman. Ada juga klitikan dan sentra kuliner belut.

Memacu Adrenaline di Geosite Ngingrong

 

Kini wisata digital semakin banyak bermunculan di berbagai kota di Indonesia, tak terkecuali di Yogyakarta; kota yang sarat dengan wisata-wisata alam dan budaya. Di antara sekian wisata digital di Yogyakarta, kamu harus mencoba Pasar Ngingrong yang ada di kawasan Goa Ngingrong, Desa Mulo, Wonosari, Gunungkidul.

Wisata ini telah dinobatkan sebagai wisata digital rasa kearifan lokal, pun kawasan tempat Pasar Ningrong berada, yaitu Geopark Gunung Sewu, merupakan geosite kawasan UNESCO Global, dan diresmikan pada 8 September 2018 lalu. Peresmian ini melibatkan Dinpar Gunungkidul, Dispar DIY dan Kementrian Pariwisata melalui Generasi Pesona Indonesia (Genpi) Jogja.

Apa yang istimewa dari Pasar Ngingrong ini?

Begitu turun dari kendaraan, kamu akan mendapati batu yang tertata rapi dan hamparan pohon hijau perbukitan yang membuat mata tenang dan jernih dan teduh. Pengalaman mata tak akan lengkap tanpa pengalaman lidah. Di sini pun terdapat berbagai kudapan lezat.

Bagi para penyuka olahraga yang memacu adrenaline, bersenang-senanglah sebab kamu akan diajak caving atau menyusur gua dengan dinding dan pijakannya yang licin. Di sini kamu harus turun ke lembah hingga kedalaman kurang lebih 100 meter. Sebelum masuk, kamu akan mendapati tebing dengan lafadz Allah dan gambar menyerupai sosok yang sedang sholat.

Selain caving ada juga jemparingan, belajar memanah gaya Mataram, reppelling atau menuruni tebing dengan bantuan tali, rockclimbing atau panjat tebing, hingga flying fox. Semua olahraga adrenaline itu bisa kamu dapatkan di satu tempat. Seru, kan?

Selain Pasar Ngingrong, rasa-rasanya tak banyak tempat wisata yang menawarkan keasyikan pemandangan, kuliner, dan wahana olahraga seperti di sini.

Kalen Edukasi Lupatmo: Bukan Sekadar Selokan

 

Warga yang baik adalah warga yang memelihara lingkungan sekitarnya. Inilah yang dilakukan oleh warga di Dusun Manggung, Desa Wukirsari, Imogiri, Bantul. Mereka mengubah air selokan, berkat krreatifitasnya, menjadi wahana edukasi.

Warna-warni layaknya permen menjadi ornamen mencolok mata yang menghias tembok-tembok selokan. Para warga yang lewat selokan ini tak jarang menyempatkan diri untuk mengambil gambar atau berswafoto. Lantas, apa yang istimewa dengan selokan warna-warni ini?

Selokan ini selain diubah suasananya, juga ikut diubah fungsinya. Kamu bisa melihat ikan dalam akuarium kini terpampang dialiran selokan sepanjang 150 meter, saking airnya yang begitu jernih dan ikan-ikannya yang sehat-sehat.

Kalen Edukasi Lupatmo nama tempat wisata ini, Luaptmo adalah akronim dari Telu Papat Limo, yang merupakan bahasa Jawa untuk letak no RT tempat selokan ini memanjang: 3, 4, 5. Sementara Kalen sendiri adalah bahasa Jawa untuk selokan.

Bentuk edukasi yang diberikan oleh Kalen Edukasi Lupatmo adalah berupa memberi pemahaman kepada masyarakat betapa pentinya merawat dan melestarikan lingkungan. Kalen Edukasi Lupatmo sendiri berangkat dari keresahan warga setempat akan sampah-sampah yang menumpuk dan menyumbat aliran selokan. Maka pada 2017 munculah sebuah gagasan untuk menyulap selokan. Bukan saja bersih tapi juga memiliki nilai lebih. Upaya ini efektif. Selain menjadi bersih, selokan ini pun menjadi cantik.

Pemilihan jenis ikan mulai dari ikan mas, nila, nilam, tombro dan sejenisnys dinilai lebih sesuai. Hal ini karena jelas lebih sedap dipandang mata daripada yang sebelumnya dengan adanya ikan lele dan bawal. Dan lain daripada yang lain, untuk memberi kesan indah ditambahkanlah beberapa jembatan dan kincir angin.

Tak ada tarif sepeserpun bila kamu mengunjungi Kalen Edukasi Lupatmo, akan tetapi bila kamu ingin memberi ikan-ikannya pakan, kamu cukup memberikan sejumlah uang dengan nominal cukup kepada pengelolanya. Biaya itu digunakan untuk membeli pakan sehingga bisa digunakan pengunjung yang akan datang.

Yuk, ajak keluarga atau teman-temanmu ke sini.

Potensi Desa Wisata Puton

Kini objek wisata berbasis desa mulai marak bermunculan di berbagai daerah di Indonesia, tak terkecuali di Yogyakarta. Salah satu yang ada di Yogyakarta adalah Desa Wisata Puton, terletak di Dusun Puton, Desa Trimulyo, Kecamatan Jetis, Kabupaten Bantul atau di Jln. Imogiri Km 11 Yogyakarta. Berdiri di atas tanah seluas 70 Hektar dengan jumlah penduduk kurang lebih 1.284 jiwa, dan memiliki 393 kepala keluarga, Desa Puton didirikan sejak  29 April 2008 oleh Bapak Lurah Desa Trimulyo. Wisata alam yang ada di Desa Puton antara lain Watu Ngelak dan Sungai Opak.

Konon, Watu Ngelak merupakan tempat Sultan Agung Hanyakrakusuma bersemedi. Watu Ngelak di Puton memiliki sejarah yang telah dipercaya masyarakat secara turun temurun.

Sejarah Watu Ngelak berawal peristiwa Sultan Agung saat berkelana dari Keraton Plered. Beliau menyusuri Sungai Opak dan menuju ke Laut Kidul untuk bersemedi. Beliau berhenti di bebatuan dan meraba-raba batuan tersebut. Sultan Agung akhirnya berhenti di bukit batu. Beliau kehausan, kemudian datang seorang anak kecil memberinya minum air kelapa. Maka dari beliau menamainya Watu Ngelak (Batu Haus), sementara dusun di sekitar bukit batu dinamai dengan nama Puton yang artinya cucu, karena anak yang memberinya minum adalah cucu seorang janda di Desa Dadapan.

Desa Puton pun mempunyai potensi wisata peternakan, perikanan, budaya dan kesenian tradisi, pondok makan, pemancingan, arung Sungai Opak, dan perkemahan.

Masyarakat Dusun Puton mengembangkan kerajinan pahat batu, kerajinan kayu, seni lukis, batik, kerajinan gedebog pisang, dan juga sudi takir yang saat ini sudah jarang digunakan karena sudah tergantikan oleh bahan-bahan plastik.

Sementara dalam segi budaya, Desa Puton mengembangkan  karawitan, pedalangan atau wayang kulit, kethoprak remaja, tari tradisional, Gejog Lesung, Sholawatan, Pertunjukan Band pemuda, dan Hadroh.

Dalam bidang kuliner, Desa Wisata Puton mempunyai industri peyek, kripik, kacang sangan, sego wiwit, masakan ikan segar, dan masakan tradisional di pondok wisata.

Desa Puton pun sudah dilengkapi dengan fasilitas yang memadai, di antaranya, panggung dan Arena Seni, Atraksi Budaya, Arena Bermain dan Kemah, Pemancingan, Pondok makan dengan 6 gazebo.